Free Web Hosting with Website Builder

Senin, 17 Maret 2008

Pre Hit 2 : Malam ini untuk Yuli...

Blok M Plaza, Jakarta. Sabtu, 15 Maret 2008

Aku ke Jakarta lagi hanya untuk dua alasan : mengikut tes masuk kerja di sebuah perusahaan sekuritas di dearah Semanggi , dan menghadiri pernikahan Cibonk.

Hari yang melelahkan. Sehabis mengikuti tes psikologi,aku langsung mengarahkan mobil All New-ku menuju Blok M Plaza, janjian ketemu dengan Beni untuk bersama-sama ke nikahan Cibonk.

Dan di Blok M Plaza aku berkenalan dengan dia.

Namanya Yuli...

Dia kerja sebagai seorang SPG di Sunway, sebuah perusahaan distributor Exitron, barang-barang elektronik eksklusif asalJepang. Sebagai SPG tentu saja dia menghampiriku duluan dan mengajakku ke konternya untuk melihat-lihat barang.Aku ngobrol-ngobrol sebentar di kounternya, mereka menawarkan penjualan barang elektronik kepadaku. Aku tertarik tapi kutolak. Aku belum gajian (emang belum kerja kan?) dan hasil trading forex-ku masih belum banyak.

Tapi aku tidak berlalu begitu saja.Aku masih memperhatikan Yuli..cewek ini berwajah manis, sederhana, tapi kulihat dan kurasakan suasana hatinya, dia cewek baik-baik. Barang-barang Exitron butunya bagus-bagus, namun sayang sewaktu itu omzet sedang menurun jadi Yuli harus bekerja full time sampai jam 9 malam, untuk mendongkrak penjualan. Padahal ini hari Sabtu. Malam Minggu.

Banyak cewek-cewek cantik di mall ini. Diantara ribuan cewek-cewek cantik gaul Jakarta yang beredar di Mal ini, Yuli bukanlah apa-apa. Dia hanya seorang SPG, tetapi sementara cewek-cewek cantik itu sibuk berbelanja menghabiskan duit orang tua, Yuli bekerja keras untuk menghasilkan uang. Mungkin jauh lebih sedikit uang yang dia hasilkan dibandingkan dengan yang apa yang dibelanjakan cewek-cewek cantik itu hari ini.

Aku putuskan untuk meng-hitnya.

Aku tersentuh melihat Yuli, dia cewek manis namun sederhana , kesungguhan dan perjuangannya yang keras tidak membuatnya menjadi lupa bahwa dia tetap seorang wanita yang ramah, dia adalah wanita pekerja keras di kota yang keras ini. Sebuah kota yang kerap kali menganggu tidurmu dengan sebuah materi yang membuat sebagian orang bingung membelanjakannya sementara yang lain sibuk setengah mati untuk mengejarnya. Sebuah kota dengan banyak harapan namun sedikit tujuan, banyak pamrih namun sedikit bayaran: Jakarta.

Banyak cewek-cewek cantik di mall ini, di Blok M Plaza atau di mall manapun di kota ini. Tapi hari ini aku tak peduli, aku sama sekali tidak tertarik pada mereka. Hari ini Yuli telah lebih dari cukup untuk menarik hatiku dan melupakan mereka.

Aku ingin memberikan sesuatu kepada Yuli, minimal sebagai penghibur dia malam ini sehabis dia lelah bekerja.

"Yuli, kamu kerja sampai jam berapa?" tanyaku
"Aku kerja full-time sekarang. Sampai jam 9 malam" jawabnya.
"Aku boleh mengasih kamu sesuatu..?"
"Apa ?"
"Sehabis kerja kamu kemana?"
"Nggak kemana-mana, paling balik ke kosanku (dia menyebut alamatnya).."
"Kamu mau nggak kuajak nonton malam ini? Di Blok M 21. Aku traktir kamu," ajakku.
"Mau nonton apa?"
"Hmm, aku pengennya 'Ayat-Ayat Cinta'.. Kamu udah nonton?"
"Belum, ayuk aja. Tapi yang jam 21.45, kalo bisa kamu pesen tiketnya aja dari sekarang." pintanya.
"OK," jawabku.


Kami bertukar nomor handphone lalu berpisah, Yuli melanjutkan pekerjaannya dan aku ke 21 memesan 2 karcis jam 21.45, kemudian ke lantai bawah janjian ketemu Beni. Singkat kata malam itu aku dan Beni berlalu sebentar ke sebuah gedung di daerah Sisingamangaraj XII untuk menghadiri nikahan Cibonk. Tapi aku tetap memiliki agenda dengan Yuli jam 21.45 nanti.

Di undangan, aku berhasil melakukan Hit lagi, atau tepatnya Pre-Hit.Aku Hit dia di menit-menit terakhir sebelum aku harus pergi meninggalkan undangan untuk janjian nonton dengan Yuli. Hit yang belum sempurna, karena Ending Casanova Project belum sempat kukatakan padanya. Tapi untungnya kita sempat tukeran nomer HP.

Namanya Tiara. Cantik, kulitnya hitam manis, seorang cewek mahasiswi kedokteran (what a considence!)
semester 8 di sebuah Universitas Kristen di daerah Cililitan, Jakarta.

Ah, tapi ini kuceritakan lain kali saja, ya?

Karena jam 21 kurang 15 kami tancap gas ke Blok M Plaza. Sebelumnya mampir dulu ke Baraya Travel untuk mendrop Beni, dia mau pulang ke Bandung. Tepat jam 21.45 Yuli menghampiriku di depan pintu Studio 3. Dia sudah mengganti seragamnya dan kini tampil seperti layaknya gadis biasa. Manis sekali, pikirku, kulihat senyumnya mengembang meski ada sedikit roman kelelahan di mukanya.

Aku gandeng tangannya memasuki studio. Ya gandeng... mengapa tidak? Dia merasa nyaman bersamaku malam itu, walaupun aku baru mengenalnya beberapa jam yang lalu.Kami menikmati film Ayat-Ayat Cinta yang ditanyangkan (walaupun sebenarnya aku lebih menikmati melihat wajah Meilanie Putri, he3x). Not bad filmnya, meski agak sengaja dipaksain setting Arab-arabannya.

Sehabis film, aku tidak langsung mengantarnya pulang. kami habiskan waktu menikmati udara malam kawasan Blok M yang padat dan ramai, nuansa yang sumpek kurasakan di daerah ini, kami berdua bergandeng tangan mengukur jalan di dalam atmosfir keramaian malam Minggu yang khas di suatu daerah urban megapolitan Jakarta.
Heran..lingkungan ini seperti tidak pernah mati. Aku biasanya sebal berlama-lama di daerah padat begini.. tapi anehnya malam itu,
aku benar-benar menikmati setiap detik aku bersama dia, walaupun kami berada di lingkungan daerah Blok M yang ramai.

Ini jelas bukan suatu lingkungan yang asyik untuk dinikmati, tapi entah kenapa aku menikmati sekali malam itu karena Yuli ada di sampingku.Aku takkan bisa melupakan wajah manisnya diantara carut marutnya jalan raya Blok M, diantara hinggar bingar pedangan kaki lima, diantara slengek-an canda gerombolan anak biker dan clubbers Blok M, di antara gemerlapan lampu diskotik Melawai, dan di antara senyuman nakal pecun-pecun Jalan Mahakam. Semua terasa indah dengan adanya dia.

Malam ini benar-benar malam kami, kami duduk bercanda di antara kerumanan malam, makan nasi goreng lima ribuan di kaki lima (brengsek, asin banget), tapi Yuli sambil bercanda bilang, kalau asin itu tandanya si penjual mau kawin lagi..hahaha

Sehabis makan kami langsung naik mobilku. Aku antar dia ke kosannya. Di perjalanan aku sempat bertanya padanya, maukah dia menemaniku lagi untuk menonton film? Dia bilang: mau, nanti sewaktu nonton Kuntilanak 3.


Lalu Ending Casanova Project pun kuberitahukan. Kuberikan catatan kecil alamat blog ini. Lalu aku bilang, bahwa aku mau menemaninya menonton lagi, tapi.. aku minta dia lah yang harus meneleponku lebih dulu, karena aku tidak bisa menelepon wanita duluan. Tapi aku berjanji sebisa mungkin memenuhi ajakannya manakala dia telepon.Skenario Casanova Project telah kulakukan, aku sudah melakukan kewajibanku. Berat sekali aku melakukan ini. Tapi peraturan adalah peraturan, seorang laki-laki sejati takkan melanggar aturan yang dia buat sendiri.

Selanjutnya Let It Flow, kami kembali bercanda di mobil sampai di depan kosannya. Sebelum turun dari mobil Yuli mengucapkan terima kasih dan aku jawab dengan kata yang sama, terima kasih karena telah mau menemaniku malam ini.

Dan kami pun berpisah.

Aku berlalu menuju rumahku. Di perjalanan pulang aku berpikir sambil menyetir, Ahh.. Malam ini aku benar-benar aku syukuri. Siapa sangka, niatku yang tadinya ke Jakarta hanyalah untuk tes kerja dan menghadiri nikahan Cibonk, tapi aku benar-benar mendapatkan pengalaman menakjubkan bersama Yuli, wanita yang baru saja kukenal tapi dia memberiku kenyamanan dan kedamaian di antara keramaian kota yang keras ini. Tuhan telah memberiku banyak kebahagiaan malam ini. Aku berdoa semoga Yuli sukses dengan kehidupannya.

Aku tak tahu kelanjutan kisah kami besok, yang jelas aku bahagia malam ini bersamanya. Entah besok apa yang akan terjadi, entah dia bersama siapa, entah aku bersama siapa..yang jelas sekarang aku bahagia, Yuli bahagia. Karena malam ini kami bersama.
Karena "Hidup adalah detik ini" ...

Yuli.. malam ini untuk kamu.


Seorang Pria Malam, Ryan Casanova

Tidak ada komentar: