Free Web Hosting with Website Builder

Jumat, 11 Juli 2008

8-7-8 : Ninis , My Girlfriend

Aku jarang menulis blog bulan Juli ini. Mungkin karena kesibukanku mengurus thesi sehingga program HIT -ku agak tebengkalai. Tetapi ada suatu hal menarik terjadi pada diriku awal bulan ini. Aku jadian.

SAY WHAT ?!!

Yeah!! Aku jadian dengan Renissa, 'adik' perempuanku. Entah apa yang merasuki pikiranku atau ini memang suratan takdir hingga akhirnya aku jadian dengan Ninis. Kami memang dekat, semenjak dia menjadi les privatku . Sampai akhirnya Ninis berhasil naik ke kelas dua dan masuk IPA. Dari semenjak itu aku jadi dekat dengan Ninis, atau lebih tepatnya: Ninis dan ibunya, Ibu Ajeng. Keduanya baik dan simpatik padaku. Dari kedekatan itu akhirnya tumbuhlah suatu rasa sayang dalam diriku.

Dari situ kami sering jalan bareng, Ibu Ninis masih terlihat cantik sekalipun sudah memiliki 3 orang anak. Dia seorang yang baik hati, penyayang dan penyabar, dansekalipun masalah yang sedang menimpa rumah tangganya. Dan satu lagi, dia jago sekali memasak.. Aku akui, masakannya kelewat enak, sehingga entah kenapa aku tergerak untuk bisa memasak seperti dia.. Jadilah akhir-akhir pekanku kuhabiskan untuk ' kursus memasak ' di rumah Ninis. Yah.. asas manfaat He3x.

Maka dari situ kami sering jalan bareng. Ketika Ninis 'syukuran' karena masuk IPA, aku ditraktirnya makan siang di sebuah cafe di Lembang, tempat aku dan Suzie dulu janjian. Aku betul-betul dimanjakan. Seminggu kemudian, aku giliran mengajak Ninis ke nikahan Bennie, sahabatku. Sehabis dari sana, Ninis kuajak ke rumah dan kukenalkan kepada Papah Mamah, ingin tahu bagaimana reaksi mereka melihat aku 'membawa' cewek yang lebih muda sepuluh tahun dariku.

Beruntung (untuk Ninis), Mamah memperlakukan dia dengan baik.. heran juga.. biasanya orang tuaku selalu comment jika aku mengajak wanita yang 'kurang sepadan' denganku. Tapi kali ini tidak... Terus terang, aku mulai merasa bahwa Ninis adalah wanita yang terlahir dengan hoki yang gede.

Sehari setelah itu, tanggal 8 Juli 2008, Ninis meng-smsku. Dia menceritakan bahwa dia bertemu dengan kakak kelasnya, yang mati-matian mengejar-ngejar dia. Ninis bercerita bahwa si kakak kelas itu menembak dia. Ninis meminta pendapatku:
INBOX- NINIS [ ywdh ade crita iia. kmrn th ade khn dftr ke go . trs ktemu kk klz ade dlu d smp5 , dia ngnter ade ce.y les. udh gt ade dknalin ma ibu.y. dia th baik , prhatian bgt ma ade , udh gt td nmbak , rmants bgt . kt kk gmn ? ]
AKU-REPLY [ Terserah Adek, kalo kakak sih pilihannya jelas: punya istri seorang dokter yg cantik dan baik, kakak bisa aja nunggu sampai beberapa tahun, sampai calon istri kakak masuk ke kedokteran. He3x! ] - SENT
INBOX- NINIS [ka. mksud.y gmn ? ade gx ngrti ]
AKU-REPLY [ Kakak juga mau jg sama Adek.. Tp Adek masuk kedokteran dl ya, dah gitu langsung nikah aja sm kakak, kalo emang jodoh.. He3x. Tp kalo Adek milih co itu ya gpp. Kakak dah diajarin Kang Dicky untuk nggak berharap sama manusia dan hidup buat hari ini..] - SENT
INBOX-NINIS [ kaka crita.y ini nembak ? hheu .ade jg emg pngn jd dktr pngn nrusin cita" ade wkt kcil , tp ade jg pngn jd istri pngusaha skses yg bsa bhagiain ade dnia akhrt .
AKU-REPLY [ Ya, kakak nembak Adek!.. Jangan kuatir, kakak akan jadi seorang pengusaha yg bisa bw berkah buat banyak orang, termasuk Adek.. Insya Allah. ] - SENT
INBOX-NINIS [ aminn . :) iia, ade jg akn nlak smw yg nmbak ade kcuali kaka . jd skrg kaka pcar.y ade ? ]
AKU-REPLY [ Adek mau? ] - SENT
INBOX-NINIS [ iia , :) kaka main" ato srius ? ]
AKU-REPLY [ Serius. Tp konsekuensinya, Adek mesti belajar rajin buat masuk kedokteran. Bagaimanapun kakak pgn istri kakak seorang dokter. Adek siap? ] - SENT
INBOX-NINIS [ iia insyaallah, ade siap . ade bkl smngt bljr . sama doain jg iia ma kaka . kaka cpet smbuh iia . moga thesis.y cpet slese , ka , ade jg emg suka ma kaka . :) ]

Dan jadilah pada hari itu Selasa, 8-7-8. 8 Juli 2008, aku berpacaran dengan seorang gadis SMU kelas 2 yang bercita-cita menjadi seorang dokter: Renissa. Kelak jika memang dia jodohku, maka dengan dialah aku mengakhiri petualangan kisah cintaku yang kutulis dalam project casanova ini.. Kalau memang begitu, Ninis lah wanita yang pada akhirnya bersamaku menutup proyek ini pada akhirnya.

Ninis, adikku yang manis kini telah menjadi cewekku, Ninis yang manis semanis icon favoritnya, Hello Kitty.



Yang menjadi pertimbanganku sekarang adalah bagaimana dengan proyek ini apakah selesai? Tentu tiddak! Secara aku belum menikah... belum mendapatkan seorang dokter atau calon dokter perempuan yang menjadi pasangan hidupku. Jadi secara teoritis, sebenarnya aku masih boleh saja melakukan HIT-HIT kepada cewek kedokteran lain, mengajak jalan cewek-cewek lain.. Sekalipun itu hanyalah untuk memuaskan nafsuku semata, yah.. namanya juga casanova, selalu senang dikelilingi wanita cantik.

Tapi soal jadian ini adalah pertimbangan lain, aku tidak main-main. Pertama, karena aku lihat Ninis bercita-cita sebagai dokter , itu yang utama (yaahh disampaing sarat pokok lain: cantik, baik, seagama dan bla..bla..bla.. ).

Yang kedua, Ninis adalah wanita yang sedang 'berkembang' sehingga dia masih besar kemungkinannya untuk aku bentuk. Aku tahu sebagian besar orang mungkin akan mengira aku bodoh atau bagaimana, karena aku memacari gadis yang baru berusia 15 tahun sedangkan usia aku sendiri sekarang 25! Biarlah, boleh saja mereka berangggapan begitu. Tetapi mereka tidak tahu suatu hal yang penting: bahwa aku adalah orang yang memiliki paradigma yang lain dari orang kebanyakan. Saat ini orang selalu mencari pacar yang seusia, supaya bisa dimengerti, supaya bisa sejalan. Memang, betul juga tetapi sedikit sekali orang yang menyadari bahwa yang namanya pernikahan itu adalah untuk waktu yang abadi, normalnya sampai maut memisahkan. Saat ini sudah banyak terjadi keretakan rumah tangga akibat faktor orang ketiga.. salah satunya mungkin keluarga Ninis sendiri.

Sering sekali sekarang terdengar, seorang pria ketika sudah berusia kepala empat atau lima, yang banyak orang diistilahkan masa 'puber kedua' ,banyak sekali yang terjatuh dalam kehidupan rumah tangganya, akibat tidak bisa menahan godaan dengan wanita lain yang jauh lebih muda dan 'tentu' lebih cantik dari istrinya, dan karena pada usia segitu biasanya adalah usia puncak kesuksesan seorang pria, maka tentu saja si pria tersebut tidak kesulitan untuk mendapatkan wanita yang dia inginkan karena dukungan sumber daya yang dimiliki pria tersebut. Demikianlah, dengan harta dan tahta, mendapatkan wanita.

Sudah sering terdengar.

Tetapi aku dengan Ninis. Aku lebih tua 10 tahun dari dia. Apabila memang nanti aku menikah dan aku berusia 40-an itu artinya dia baru berusia 30-an, usia yang masih cantik-cantiknya bagi seorang wanita. Dan lagi pula dari selang pernikahan yang mungkin aku menikah muda dengan dia, maka aku memiliki banyak kesempatan untuk mendidik Ninis dan mengarahkannya demi kebahagiaan hidup berumah tangga, dan mendidiknya ke jalur yang diridhoi Allah dan Rasul-Nya, serta membawa kebahagiaan dunia dan akhirat.

Karena aku bisa menganalisa Ninis, dan aku lihat sesuatu, bahwa... gadis ini memiliki kecantikan yang diidam-idamkan oleh banyak orang, bahkan ketika dia masih kecil. Aku bisa melihat bahwa meskipun Ninis begitu cantik dan memiliki kepribadian yang bisa menjadi magnet untuk banyak orang, tetapi aku melihat saat ini kecantikannya
Tapi masalahnya, itu belum sempurna.., kecantikannya belum matang.

Akan tiba saatnya dalam empat atau lima tahun ke depan, Ninis akan matang. Saat itu kecantikannya akan betul-betul sempurna. Dan memang sebagai orang yang beriman kita tentu akan menyadari bahwa apapun kelebihan kita adalah ujian, termasuk kecantikan. Kecantikan Ninis di masa depan akan menjadi pedang bermata dua. kalau dia tidak bijak menggunakannya, itu akan melukai dia sendiri.

Ninis gadis yang cantik, aku harus mengakui itu, sekalipun (heh! Anehnya, aku mulanya biasa saja!) . Tetapi Ninis memang telah menjadi kembang di sekolah, menjadi magnet untuk banyak cowok, dan bahkan korban pelecehan cowok-cowok iseng di lingkungannya. Ninis sering bercerita padaku, bagaimana dia diperebutkan oleh cowok-cowok yang mengejar dia, bagaimana dia ditelepon atau di-sms oleh fans gelap yang mencoba memflirt-nya, bagaimana dia dilecehkan oleh laki-laki pengecut yang lebih tua darinya, bagaimana dia dimusuhi oleh beberapa teman cewek gara-gara merasa kecengan-nya 'beralih ke Ninis.

Pada mulanya aku hanya menanggapi ceritanya itu dengan bercanda, karena aku hanya menganggap itu bualan narsis Ninis. Tetapi setelah kudengar dari orang lain selain Ninis: Ibu Ajeng, Aan di HI, Teh Risti, dan teman-teman Ninis sendiri, maka aku mulai menyadari bahwa Ninis sama sekali tidak berbohong. Dan aku pun segera menyadari betapa berharga dan berbahayanya aku memiliki Ninis.

Kini aku sadar menjadi cowok Ninis sebenarnya aku memiliki dua eh, tiga posisi sekaligus: menjadi cowoknya, menjadi kakak yang bisa mengawasi dan mendidiknya, dan menjadi pelatih bela dirinya, agar dia bisa membela diri pada saat yang memang dia harus membela diri.

Betapa berharganya Ninis tentu dirasakan sendiri oleh ibunya.Ketika Ibu Ajeng, bertanya kepadaku soal jadian itu... Dia bertanya apakah aku hanya bermaksud main-main, aku menjawab: Tidak! Untuk apa aku mempermainkan Ninis ? Dia masih SMU, dan saya bermaksud jadian karena Ninis memang akan menjadi seorang dokter.

Dan ketika Ibu Ajeng bertanya bagaimana dengan sisa-sisa cintaku yang lain, termasuk dengan dokter Meli, aku menjawab : Aku hidup untuk hari ini. Dr. Kuakui, aku masih punya rasa sayang ke dokter Ratna (Meli), tetapi rasa sayang itu aku kontrol, dan saat ini Meli sudah jadian dengan cowok lain, sekalipun belum menikah tetapi aku tidak mau menyandarkan harapanku pada dia.. Karena memang, aku hidup untuk hari ini dan aku dilatih untuk tidak menaruh harapan pada yang lain selain Allah dan diriku sendiri.

Lalu Ibu Ajeng bertanya apakah aku jadian dengan Ninis untuk sekadar pelampiasan, aku jawab : TIDAK ! Karena aku bukan orang yang suka mencari kambing hitam. Kalau aku jadian dengan seorang wanita itu pasti ada suatu alasan yang kuat. Memang bagaimanapun aku berkata: Bahwa AKU TAKKAN PERNAH BISA MENJAMIN APAKAH AKU AKAN MENJADI SUAMI NINIS KELAK, bukankah jodoh itu rahasia Allah ?Tapi di luar itu semua, aku tahu bahwa Ibu Ajeng percaya pada diriku, bahwa aku memacari Ninis bukan untuk main-main, karena aku punya dua alasan di atas.. Yah, tinggal gimana tanggapan orang tuaku saja tentang hal ini.

Perjalanan masih panjang kalau memang aku harus menunggu Ninis untuk diterima di kedokteran, tetapi bukankah aku hidup untuk hari ini? Mungkin Ninis masih lama untuk kuliah di kedokteran, tetapi banyak sekali hal positif lain yang bisa terjadi dan bisa kami pelajari selama itu. Aku bisa berlatih memasak mulai dari sekarang, aku bisa mengumpulkan rizki dan harta mulai dari sekarang untuk menghidupi Ninis kelak, dan kami bisa MELATIH ILMU HI dan TENAGA DALAM KAMI mulai dari sekarang.. Nah, untuk yang semua itu misalnya, kenapa harus menunggu..?

Cuma masalahnya.. ada satu hal yang belum kukatakan pada mereka : bahwa aku seorang casanova. Memang pada saatnya kelak aku akan bersandar pada satu hati.. Tetapi selama aku belum menikah, aku adalah seorang pria yang casanova, bukan dalam arti kata aku playboy. Tetapi aku memang lelaki yang suka dikelilingi wanita. Aku suka mengobrol, telepon-teleponan, dan jalan dengan wanita mana saja yang aku anggap cantik dan dia nyaman kuajak jalan: Eva, Ratna, Nat-nat, dan Ninis sendiri. Jadi karena itulah agar fair, maka alamat blog ini pun pada akhirnya kuberikan kepada Ninis pada tanggal 13 Juli 2008.

Aku adalah seorang Casanova, Sekalipun hati aku hanya untuk Ninis.

Dan Oh ya btw, ini adalah lagu jadian Kami: Afgan - Terima Kasih Cinta.






Selasa, 10 Juni 2008

Ninis, My Sister (2)

Ninis telah melewati masa sulitnya, dia bangkit kembali dan kini telah memetik hasilnya: Nilai Ujiannya BAGUS - BAGUS! Dia sekarang naik ke kelas dua SMU dan diterima di penjurusan IPA. Alhamdulillah, kataku padanya.. "Itu semua karena kamu mau berusaha, Adek.. Kakak cuma ngebantu aja. Kamu lah yang menolong dirikamu sendiri..!"

Tapi dasar Adekku ini pengen dimanja, dia bilang lagi:
"Tapi makasih aja nggak cukup, Kak! Kakak waktu itu janji mau ngasih Adek hadiah kalau ujian Adek bagus!"
Aku berpikir sejenak,
" Hadiahnya apa ya..? Hmm, gimana kalau kita nonton aja?"
" Boleh, Kak! Nonton apa..?"
" Nonton Indiana Jones deh, kamu belum nonton kan..? "
" Belum, Kak!"

Singkat kata, pada hari Senin siang 9 Juni yang cerah ini, aku mengajak Ninis Indiana Jones, sialnya karena kami rada telat, aku lupa bahwa film itu sudah diturunkan di beberapa bioskop 21. Sampai akhirnya kami menemukannya di Blitz Megaplex.

Dan jadi jugalah akhirnya aku menonton masterpiece Steven Spielberg yang ke empat ini. Film yang sudah kurencanakan nonton bersama Eva, Meli, tapi pada akhirnya yang kesampaian malah Ninis. Ah ya, dia cewek yang beruntung.

Sehabis nonton aku antar Adekku ini pulang, dia lucu sekali... sesekali dia bercerita tentang teman-teman sekolahnya..banyak sekali cowok yang mencoba mendekati dia, tetapi tidak ada satupun yang dia terima. Padahal, ikhtiar cowok-cowok itu sudah mengalahkan semangat Bandung lautan api.
Herannya, aku yang biasa-biasa saja ke Ninis, malah dia yang kini dekat denganku.

Sesekali juga Ninis bercerita mengenai problema keluarganya. Jiwanya yang masih labil selalu menjelek-jelekan ayahnya yang tidak bisa mempertahankan komitment berumah tangga, Ninis sering berkata padaku bahwa dia ingin mencarikan Papah baru untuk Mamahnya, dia sebal melihat kelakukan Papahnya yang dia ceritakan kini sudah memiliki anak dengan istri yang lain.

Aku hanya tersenyum mendengarkan, sesekali memberi nasihat: "Kamu nggak boleh begitu, Adek.. Itu kan Papah kamu sendiri!"

" Aku nggak mau punya Papah kayak gitu, maunya nyari Papah baru aja!" umpatnya.

Ninis menyukaiku, buat dia, aku adalah kakaknya, dan (mungkin) kekasihnya, dan sekaligus 'ayahnya'.

Aku pun menyukai dia.. Karena hanya dialah Adik perempuanku satu-satunya.

Gadis ini masih menginjak remaja, usianya belum lagi tujuh belas, tetapi dia sudah tahu bagaimana sikap yang untuk menolak cowok yang memang tidak dia sukai, tetapi di sisi lain, dia sama sekali tidak tahu bagaimana harus bersikap menghadapi problematika keluarganya. Seperti biasa, Ninis hanyalah korban.

Di perjalanan pulang, aku antarkan Ninis sampai rumah. Ketika di parkiran sebelum turun, dia memegang tanganku.

" Kak, kakak kasih Adek hadiah dong..!"
Aku tersenyum, " Kan tadi udah ditraktir nonton? "
Dia memanja " Tapi masak cuma nonton, Kak! Yang lain dong! "
Aku tersenyum, gadis ini manja sekali.. Tapi aku sayang padanya. " OK deh.. hmm apa yah..? Oh ya.. kamu pengen bisa nyetir kan ? "
" Pengen, Kak. Adek udah dikasih mobil tapi belum bisa bawa."
" Gini aja.. Kakak ajarin kamu nyetir sebagai hadiah! Gimana? "
" Wah, beneran, Kak? " Dia kegirangan.
" Tapi jangan bilang Mamah dulu ya? "
" Iya deh, Kak! Kapan? "
" Nanti hari Sabtu, gimana? "
" Wah boleh! Boleh, Kak!"

Dia tertawa senang sekali.. Aku hanya tersenyum.. Lucu sekali gadis ini, cantik, manja.. dan dialah adik perempuan aku satu-satunya. Meskipun dia adalah adik yang 'ketemu gede' tapi aku sayang sekali padanya, seolah dia adalah adik kandungku sendiri.

Tak lama kami pun turun, aku antarkan Ninis ke rumahnya, tetapi sebelum turun aku putuskan untuk melakukan satu hal padanya.

" Oh ya, Adek. Sebentar. Kakak punya hadiah kecil lagi buat Adek. Hadiah ini karena Adek sudah berhasil bangkit dan nilai ulangan Adek bagus! "
" Apa hadiahnya? "
" Adek tutup mata kamu!"

Dia menutup matanya.

Lalu aku pun perlahan-lahan mendekatkan bibirku ke wajahnya, ke pipinya dan.... (OK SILAHKAN DIBAYANGKAN, APA YANG AKU LAKUKAN!)
Dan saat aku melakukannya aku merasakan suatu energi yang luar biasa, sebuah energi untuk selalu menyayangi, mencintai dan melindungi seseorang. Aku merasakan bahwa aku harus selalu bisa menjaga Ninis, melindunginya, dan memberinya kasih sayang.

Dia masih memejamkan matanya saat aku selesai. Dia tahu aku akan melakukan itu, karena dia tahu aku juga menyayanginya.

Yaa..h untuk Ninis, itulah hadiah dari Kakak yang terindah malam ini. Selamat, Sayang! Kamu sudah berhasil bangkit. Kakak ingin hadiah itulah yang paling berharga buat kamu, sehingga film Indiana Jones yang baru ditonton tadi seolah tidak ada artinya.

Dr. Jones berpetualang hanya di Film sedangkan aku di dunia nyata. Bersama Ninis.

Selasa, 03 Juni 2008

Ninis, My sister

Ini bukan sebuah HIT, hanya INTERMEZO.. Tapi ini adalah sebuah kisah menarik. Aku dekat dengan seorang gadis SMU yang cantik, tapi dia bukanlah HIT-ku, sekalipun aku menyayanginya. Dia kini kuanggap sebagai adik perempuanku sendiri.

Nama lengkapnya Renissa, aku mengenalnya dua bulan lalu pertama kali di rumah makan Piring Kenteng
, tempat Kang Dicky praktek di dekat Pasar Sederhana, Bandung. Ninis aslinya seorang gadis yang ceria, cantik dan pintar, dia baru duduk di kelas satu SMU. Tetapi sesuatu masalah dalam keluarganya telah mengubah dirinya menjadi seorang gadis yang pemberontak.
Ninis memberontak karena dia tak kan bisa terima dengan permasalahan keluarganya. Aku bisa memaklumi itu. Ninis sakit hati, tetapi permasalahan ini membuat hatinya keras, sehingga kadang-kadang aku tidak mampu lagi melihat jiwa kepolosan seorang anak SMU dalam dirinya.

Mungkin beruntung bagi Ninis mengenal aku sebelum pemberontakannya lebih parah. Ninis sempat ingin berhenti sekolah. Tidak ada semangat belajar.. Nilai ulangannya hancur. Tetapi ibunya memintaku untuk menjadi guru privatnya. Aku bersedia. Maka sejak saat itu setiap hari Sabtu siang dari jam 11 sampai jam 2, aku ke restoran Piring Kenteng, untuk diskusi dengan Kang Dicky sekaligus mengajari Ninis pelajaran.

Perlahan-lahan semangat belajar Ninis mulai terbentuk kembali. Dia mau belajar matematika, pelajaran yang semula dibencinya. Ninis mulai berani bercerita tentang cita-citanya yang selalu berubah-ubah mulai dari ingin jadi designer, penyiar radio, sampai akhirnya dokter kecantikan. Wajar, di usia dia yang segitu. Dia sedang berusaha menjadi dirinya sendiri.

Ninis hampir selalu datang bersama ibunya setiap hari Sabtu, dan itu sebabnya aku mulai dekat juga dengan ibunya. Lama-lama aku mulai akrab dengan kedua ibu-beranak ini. Aku mulai mengerti kenapa Ninis memberontak, mengerti apa masalah yang melanda keluarga mereka sehingga sampai harus minta bantuan Kang dicky.

Mungkin tidak etis jika aku ceritakan masalah keluarga mereka, tetapi kalau boleh aku singgung sedikit, masalah ini adalah masalah yang berawal dari ketidakmampuannya seorang pria dalam menahan godaan, ketidakmampuan seorang pria dalam menjaga komitment dan kesetiaan hidup berumah tangga, sehingga yang menjadi korban adalah Ninis, ibunya, dan saudara-saudaranya sendiri. Dan pria itu adalah ayah Ninis sendiri.

Kini aku mengetahui betapa mahalnya harga sebuah komitment. Adalah komitment dan kepercayaan, modal utama seorang manusia untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Gara-gara elanggar kepercayaan, aku telah kehilangan seorang teman, Tiara gara-gara aku menceritakan HOAX pada dia. Dia kehilangan kepercayaan pada aku, bukan karena cerita yang kubuat, tetapi justru karena bualanku, yang telah melanggar aturan Don'ts ketiga.

Sedikit aku melanggar kepercayaan orang, dan fatal akibatnya... Karena itu jangan main-main dengan kepercayaan orang.

Tetapi kejadian Ninis memberiku sebuah pelajaran berarti. Bahwa ternyata memang ada manusia seperti itu, aku pikir cerita itu hanya ada di sinetron atau maksimal di Majalah Kartini, di rubrik Oh Mama Oh Papa. Tetapi kali ini cerita itu benar-benar nyata, dan dialami oleh orang terdekatku sendiri.

Memang tidak ada satupun manusia yang bisa dilahirkan di keluarga sempurna. Ninis dibesarkan oleh keluarga yang kepala keluarganya tidak bisa menjaga komitmen, aku dibesarkan oleh kedua orang tua yang emosional, sehingga aku 'terbawa' menjadi emosional juga dan sensitif. Adalah suatu perjuangan yang besar bagiku untuk mengubahnya, setengah mati aku mengontrol emosiku dengan latihan tenaga dalam dan mencoba memaklumi orang lain.

Tetapi itulah hidup, kita harus mau berubah. Kita harus mau menjalani proses untuk menjadi diri kita yang lebih baik. Aku kasihan pada Ninis dan ibunya, tetapi bagaimanapun aku menemukan suatu pelajaran berharga dari pengalaman mereka: bahwa betapa seorang laki-laki yang kuat dan dipercaya amat diperlukan oleh wanita untuk menyandarkan hidupnya. Bahwa jodoh yang terbaik untuk kita adalah jodoh yang membawa kita menuju keselamatan dunia dan akhirat, bukan hanya jodoh yang baik.

Ninis tidak memiliki keluarga yang sempurna, aku juga. Tetapi pointnya bukanlah itu, pointnya adalah aku bisa menjalani hidupku hari demi hari dengan maksimal. Memanfaatkan setiap hari setiap saat dan setiap detik dengan maksimal tanpa takut terhadap masa depan.

Selama Ninis bersamaku, Alhamdulillah dia banyak mengalami perubahan. Dia mulai belajar kembali, semangat hidupnya kembali, dia kembali berani bermimpi untuk hari depannya. Itu bagus, pikirku. Ninis telah mendapatkan seseorang yang bisa dia anggap sebagai seorang yang betul-betul bisa melindunginya dan menjaganya. Seorang laki-laki yang bisa dia anggap sebagai kakaknya dan sekaligus ayahnya. Sekalipun sebenarnya dia bukanlah siapa-siapanya.

Dan laki-laki itu adalah aku.

Ninis telah memberikan harapannya padaku, dia percaya padaku.

Kini tinggallah giliranku untuk menjaga kepercayaannya. Melindungi dia sebaik yang aku bisa, dan membimbingnya agar dia bisa menjadi dirinya sendiri. Karena dia kini menganggap aku sebagi kakaknya. Dan aku pun kini menganggap dia sebagi adikku sendiri. Aslinya aku memang tidak punya adik perempuan, dan aku bersyukur karena kini telah memiliki adik perempuan.

Sekali lagi sebagai penutup... Post ini bukanlah kisah HIT, tetapi sebuah INTERMEZZO, aku kini telah memiliki seorang adik perempuan yang kusayang, Renissa.


Senin, 02 Juni 2008

Tiara - HOAX!

OK, ini sama seali bukan kisah menyenangkan. Pada hari ini, untuk pertama kali (dan aku harap yang terahir kalinya juga) dalam Project Casanova aku terkena batunya.

Malam ini aku didamprat oleh seorang wanita yang sudah kukenal dengan baik lewat Project Casanova, seorang wanita berparas manis, yang dimana aku menyukai dirinya. Wanita yang pernah aku temui dan kuantarkan dia pulang, Tiara.

Tiara telah mendampratku.

Yah, semua sebenarnya bukan sepenuhnya salah dia, sebagian memang kesalahanku juga, karena au menceritakan yang tidak semestinya dalam project ini. Aku melencengkan cerita mengenai siapa yang lebih dahulu menelepon, dengan kata lain, aku telah melakukan pelanggaran Rules ku yang ke-tiga.. tetapi EGOku menyuruhku untuk tidak mengakuinya. Aku telah menceritakan kebohongan, HOAX.

Semula bermula pada hari Minggu malam, sehabis makan malam aku mendapat sms dari Tiara:
TIARA-INBOX : KEMARIN KENAPA NELPON-NELPON.
AKU-REPLY : SORRY DEH, AKU CUMAN PENGEN TAHU KABAR KAMU AJA, SORRY DEH, KAMU KEGANGGU YA?
TIARA-INBOX : I-Y-A

IYA? Hei, apa yang telah terjadi? Kenapa Tiara terganggu dengan teleponku, atau tepatnya, miscalku kemarin.. Aku sudah beberapa kali telepon-teleponan dan sms-an bareng dia. Dan OK-OK saja. Kalaupun dia tidak mengangkat atau membalas teleponku, itu karena dia sedang sibuk. Tetapi setelah itu biasanya Tiara mengirim sms ke aku, memberitahukan alasannya kenapa dia tidak bisa mengangkat telepon. Tetapi tidak ada satupun nada keberatan yang kudengar, gadis cantik ini biasanya ramah kepadaku.

Tetapi kali ini dia mengirim sms seperti ini. Ada apa denganmu, Tiara?

Aku tidak membiarkan rasa penasaranku berlarut. Sehabis makan malam kutelepon dia.

" Halo Tiara.." sapaku. " Sorry aku kemarin nelpon kamu kemarin."
" Iya, kemarin gw lagi pergi hari Minggu "
" Oh ya sama keluarga? "
" Nggak sama temen-temen gw.."
" Oh sorry ya kalo gitu gw nelpon kemarin."
" Kalo bisa nggak usah nelpon lagi aja "
" Apa? "
" Lo nggak usah nelpon gw lagi aja!"
" Ke.. kenapa, Tiara? "
" KARENA GW NGGAK MAU DITELEPON SAMA ORANG ANEH, GILA, YANG NULIS-NULIS DI BLOGNYA!"

Apa? Aku menduga satu hal, Tiara telah membaca Blog Casanova ini, atau tepatnya, baru membacanya sekarang, setelah lama sebelumnya dia kuberitahu alamat blog ini, dia baru membacanya sekarang. Dia telah membaca thread : " Tiara, The Lady Rain"

" Tiara, kamu udah baca?" tanyaku.
" Ya, dan gw nggak tahu ya, entah memorilo itu kuat atau lo emang rekam pembicaraan kita waktu itu (waktu aku bertemu dengan dia di kampusnya)! " damprat Tiara, " TAPI LO TUH ORANG ANEH TAU NGGAK, BAHASALO ITU BANCI BANGET!"

Hah? Kalau seandainya saja aku tidak melatih tenaga dalamku, aku sudah mendampratnya balik. Tetapi aneh sekali, kali ini aku malah tenang... Emosiku tidak terpancing dengan dampratan Tiara, dengan kata lain, aku memaklumi Tiara kenapa dia berbuat seperti itu.

Aku tidak marah, kuakui bahwa apa yang aku lakukan selama ini memang tergolong tidak biasa, kalau nggak mau dibilang aneh








Jumat, 30 Mei 2008

LoneLy Eva

Tak ada yang terlalu istimewa pada Kamis malam tanggal 29 Mei 2008, 9434 hari aku hidup, kecuali sebuah sms dari Eva, salah satu cewek mahasiswi kedokteran yang dulu pernah singgah di hatiku, sayang dia sudah jadian dengan orang lain. Tetapi isi sms malam itu benar-benar membuatku terkejut:

EVA-INBOX: RIAN, VA UDAHAN NI MA COWOK EVA, SEDIH BGT... TP GMN, UDH NGGAK BISA LAGI

Say WHAT ?!

Tentu aku tidak mau langsung bereaksi layaknya sorang cowok sok gentleman yang langsung menelepon dan menjadi curahan isi hatinya. Sorry, trik itu basi! Aku sudah belajar banyak dari Hitman System untuk tidak menjadi 'tong sampah' cewek. Aku diamkan sms itu sejenak, aku kembali meneruskan pekerjaanku merancang web.

Sejam setelah itu aku baru menelepon dia.. yah memang.. dari seberang aku bisa mendengar suara isakan tangisnya. Tetapi sekali lagi, aku tidak menjadi seorang pria yang sok empati. A
ku tidak sok menjadi dokter cinta yang mendiagnosis broken heartnya dengan bertanya 'kenapa.. kenapa', 'trus bagaimana' .Di saat si Eva curhat, aku bukannya menanggapi dengan sedih atau turut prihatin. Aku justru malah tertawa-tawa, dan mengajaknya becanda, aku malah menyuruh Eva menonton Mr. Bean supaya bisa ketawa juga. Aku ketawa-tawa saat Eva menangis dan meledek agar Eva tertawa juga dengan joke-joke yang rada jorok.Singkatnya tidak ada secuil pun diriku di telepon yang kusisakan untuk berempati atas kesedihan broken heartnya. Lho kok ?

Heran ya ?!

Betul! Inilah sebuah kesalahan besar bagi banyak cowok yang ingin mendekati cewek: Mereka bersedia menjadi 'tong sampah' , menjadi 'dukun curhat' atau dokter cintanya' nya. BASI! Cara itu nggak akan berhasil, Bung!

Si wanita akhirnya memang akan suka curhat padamu, tetapi dia hanya akan menganggap kamu enak hanya sebagai teman curhat! That's All! Baginya dirimu tetap: You're only my Best Friend for share.

Ulangi : BEST FRIEND!..BEST FRIEND!...BEST FRIEND, But NOT a lover ! SHIT!!

Untuk lebih jelasnya kamu baca deh artikel Hitman System ini.

Dan selain itu secara ilmu kejiwaan, sebenarnya adalah salah jika kita berempati pada saat seorang curhat akan kesedihannya, karena broken heart misalnya. Kenapa? Karena secara kejiwaan ini justru akan membuat orang itu semakin 'ngelunjak'. Dia bersikap sedih saat curhat sebenarnya dia hanya ingin empati kita, bukan solusi atas masalahnya.

Dia hanya ingin menunjukan pada kita (dan kalau bisa pada seluruh dunia), bahwa " Gw adalah orang paliii..ng MALANG sedunia, gitu lho!"

Karena itu jika kita berempati, kita sama saja dengan memuaskan EGOnya untuk menunjukan hal di atas. Dan selain itu apabila kita berempati maka kita akan ikut merasakan feeling negatif dari itu. Dan itu menyebabkan kita menyebarkan aura negatif juga, memperkuat aura negatif yang sudah dipancarkan orang tersebut. Bagaimanapun negatif ditambah negatif hasilnya nggak akan mungkin positif.

Karena itu apabila ada seseorang yang curhat akan masalahnya yang harus kita lakukan justru tidak boleh terbawa emosinya. Kita harus tetap 'posistif ' mengajaknya becanda, tertawa-tawa.. Malah kalau perlu ledekin dia supaya ikut tertawa juga. Memang buat sebagian besar orang kelihatannya ini nggak lazim, " Orang lagi broken heart kok lu ketawa-tawa sih? " umpat mereka, tapi sayang mereka yang mengatakan itu lupa tentang hukum-hukum di atas. Mereka pikir dengan menunjukan empati atas broken heart mereka bisa membantu orang itu. Salah besar!!

Itu tandanya mereka lebih banyak bertindak karena nafsu daripada akal.

Yah.. kembali ke Eva, akhirnya malam itu setelah mengobrol lama aku bilang ke dia " Yaah, sekarang kamu lonely, eh.. jomblo lagi dong, he3x! Nggak pa-pa deh, masih ada gw kok, Va !" :)

Jumat, 23 Mei 2008

Menjelang Naiknya harga BBM

Saat tulisan ini dibuat, waktu kurang dari setengah jam menjelang naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM di Indonesia). Akhirnya untuk kesekian kalinya pemerintah Republik ini terpaksa menaikkan harga eceran BBM. Aku nilai itu suatu langkah yang pahit, tapi wajar! Realistis! Cadangan devisa negara ini akan habis sama sekali kalau harus terus menerus menomboki subsidi minyak.Pilihannya, naikan harga minyak atau negara ini ambruk!

Pada hari Kamis siang, 22 Mei 2008, di layar Bloomberg, aku melihat harga minyak di pasaran internasional sudah mencapai rekor tertinggi. Di pasaran New York Mercantile Exchange (NYMEX) harga spot minyak untuk Light Sweet menyentuh level tertinggi baru 134.47 dolar per barel, dan membuat banyak orang panik... harga minyak meroket tak terkendali, ini sudah melampaui batas perkiraan psikologis dari yang diperkirakan orang. Semenjak awal tahun ini , orang di seluruh dunia diberi 'hadiah' Tahun Baru berupa naiknya harga minyak menjadi tepat tiga digit, 100 dolar per barel, dan itu terjadi tak jauh dari perkiraanku sebelumnya, hanya 3 hari setelah Tahun Baru.

Aku lumayan concern sama hal ini.. Boleh jadi hanya hal inilah yang membuatku sejenak melupakan untuk mengejar Meli pada penghujung akhir tahun lalu... Harga minyak di pasaran internasional saat itu, akhir Desember 2007 sudah mencapai 98 dolar per barel. Banyak orang yang akan menduga harga minyak di pasaran dunia akan sudah mencapai 100 sebelum Chrismast atau paling lambat setelah Tahun Baru.. Aku sendiri membuat ramalan bahwa minyak akan mencapai 100 pada akhir minggu pertama tahun baru.. dan ternyata malah lebih cepat beberapa hari dari prediksiku.

Kenapa harga minyak bisa sampai meroket begitu? Jawabannya karena kita berada di dalam sistem perekonomian yang salah! Benar kata Paul Oemerod, hukum ekonomi sudah mati, atau tepatnya dibunuh, oleh orang-orang yang bermain-main dengan perekonomian dunia untuk kepentiangan dirinya.. harga naik seharusnya karena penawaran dan permintaan, tetapi sekarang tidak lagi.. harga naik karena spekulasi.. Orang-orang besar di seluruh dunia berspekulasi atas komoditi, setelah mereka tahu bahwa sangat tidak menguntungkan lagi berspekulasi di saham dan pasar uang terutama obligasi.. kini komoditilah yang dipermainkan.. dimulai dari minyak, lalu berlanjut ke kedelai dan beras, lalu terakhir emas.. tapi yang terakhir ini mereka lupa, emas sama sekali sulit untuk dipermainkan, emas adalah materi yang sudah di'kutuk' oleh Allah sebagai materi yang paling tahan terhadap permainan, spekulasi maupun penimbunan... dan kalaupun ada, Al Quran sudah bercerita mengenai hancurnya penimbun emas seperti Qarun-nya nabi Musa .

Itu sebabnya mengapa dulu negara-negara Kekhalifahan Islam dan juga kerajaan Spanyol sulit sekali mengalami inflasi... karena sistem keuangan mereka yang berbasiskan emas.Tapi kini orang sudah meninggalkan emas, dan menggantinya dengan dolar, dan pada gilirannya Euro, lalu apa lagi..? Oh God, kenapa mereka tidak pernah belajar?

Biarpun hukum ekonomi sudah mati secara finansial, tetapi sayangnya (atau untungnya?) hukum itu masih hidup di sektor real.. tetap saja penjual nasi goreng dan supir angkot mengalami imbas dari kenaikan BBM... begitu juga orang kantoran.. SIALAN! Bensin naik gaji kagak! begitu mungkin umpat mereka.

Jadi wajar nian pun apabila menit ini.. saat ini, sebelum jam 12 malam dimana harga bensin akan naik dari Rp 4500 ke Rp 6000 , orang ramai-ramai ngantri ke SPBU, mengisi tangki mobilnya sepenuh-penuhnya, kalau bisa ada tangki cadangan diisi juga. Semuanya seperti ketakutan..Panik! Padahal mereka tahu, suatu saat bensin yang di tangki itu akan habis, dan tetap saja mereka harus membeli lagi, dengan harga baru!

Bagaimana dengan aku? Aku lagi nggak punya uang untuk mengisi bensinku sampai fuel, jadi aku isi sekadarnya saja.. "Tapi kan bensin naik besok, kok lu cuman ngisi segitu?" tanya temanku..
Gw hanya tertawa, " Bensin yg gw isi ini cukup buat hari ini," jawabku
" Tapi besok gimana..?"
" Gw nggak takut,Man!.. Gw hidup buat hari ini. Asli, gw sebenarnya pengen juga ngisi bensin gw sampai fuel.. tapi bagaimana lagi, gw lagi nggak punya uang untuk itu.. yang ada di dompet gw ya segini.. ya udah gw syukurin. Emang kalau gw ngisi fuel sekarang, suatu saat gw juga bakal ngisi lagi pake harga yg Rp 6000. Ya kan? "

Sampai temanku heran, kenapa aku begitu tenang. Yah, satu hal yang kita perlu pelajar, bahwa bukanlah kenyataan yang membentuk pikiran kita, tapi pikiran kita lah yang membentuk kenyataan.Aku sama sekali tidak kuatir dengan besok.. Banyak orang yang panik, ketakutan, bahkan stress, bagaimana caranya aku hidup dengan, katakanlah bensin seharga Rp 6000.

Tapi aku tokh tidak... Aku hidup untuk hari ini.. Buat apa takut sama masa depan? Masa depan itu belum terjadi dan hanya ada di pikiran kita.. yang pasti adalah sekarang, jadi maksimalkan sekarang, hari ini, dan detik ini. Tapi banyak orang yang tidak setuju sama pemikiranku. Orang sempat protes kepadaku, "Lu kalo hidup hari ini berarti nggak mikirin masa depan dong! Kan lu nggak nabung ? " tanya temanku.

Aku jawab, " Memangnya Islam mengajari kita untuk menabung ? " tanyaku balik.
" Kok jadi ngomongin agama ? "
" Lho, lu orang Islam kan? Sekarang Islam ngajarin kita nggak untuk menabung, misalnya untuk beli mobil, atau beli rumah ?"
" Nggak tahu.."
" Menurut gw, Tidak! Islam tidak mengajari kita untuk menabung, tetapi Islam mengajari kita dua hal: berinvestasi
dan untuk hidup sederhana. Investasi bisa kita lakukan dengan berusaha atau dagang. Sedangkan kalau kita hidup sederhana, maka otomatis dengan sendirinya kita akan menabung. Karena dengan hidup sederhana, kita bisa mengendalikan pengeluaran kita, jadi apabila ada kelebihan uang, maka kita bisa simpan itu untuk keperluan yang akan datang.. bisa jadi lama-lama uang yang kita simpan itu akhirnya bisa untuk beli mobil atau beli rumah.."
" Hidup sederhana berarti lo irit dong, kayak Paman Gober ? "
" Paman Gober bukan sederhana, tapi pelit.. Dan gw bilang dia itu bebek termiskin di dunia bukan bebek terkaya. Hidup sederhana itu adalah hidup yang sesuai dengan kebutuhan kita, bukan kemauan kita. Jadi ada boros, ada pelit, sederhana itu di tengah-tengah. Tahu nggak kalo kita nabung, misalnya untuk beli mobil atau lainnya, maka kita akan merasa selalu dikejar-kejar sama impian itu. Kita akan selalu berpikir, kapan ya uang gw cukup?, saat pada akhirnya uang lo cukup, ternyata mobil yang lo beli sudah naik harganya karena inflasi dan segala macam. Karena itu bukanlah menabung yang harus lo lakukan, tapi berinvestasi...
point dari investasi adalah nilai tambah, pertumbuhan setiap saat, jadi ..kalau lo punya pikiran untuk berinvestasi, maka lo akan punya pola pikiran untuk tumbuh dari hari ke hari, jadi lo akan bisa mengikuti dan bahkan mendahului perkembangan dunia"
" Jadi ujung-ujungnya hari ini harus lebih baik dari kemarin..? "
" Betul, karena itu lo harus memaksimalkan... "
" ... Hari ini, saat ini, dan detik ini! " sambung temanku
Kami tertawa.

Minggu, 18 Mei 2008

Demo Kang Dicky - Antara Khayalan dan Kenyataan, Kekuatan dan Tanggung Jawab

Hari Minggu, 18 Mei 2008, 9423 hari aku hidup di dunia.. bisa jadi hari seperti hari Minggu lainnya, hari terMALS sedunia bagi diriku (lihat, sangking malesnya aku lupa menulis huruf 'A' ).

Tapi tidak dengan Minggu ini, semenjak aku mulai menghitung umurku dengan hari, maka aku jadi bersemangat untuk menjalani hidup untuk hari ini, saat ini dan detik ini. Aku berhasil menyelesaikan cicilan thesisku, menyetor latihan tenaga dalam 212 (2 jam 12 menit sehari), dan yang paling utama: ikut Latgab (latihan gabungan) HI di UPI pada Minggu sore.

Bersyukur sekali pada Allah hari ini yang telah memberiku kesempatan untuk mengikuti latihan gabungan HI, kali ini peserta latgab lumayan banyak, para seragam biru-biru muda HI sudah mengerumuni lapangan bola UPI mulai jam 15.00, tema latihan hari ini betul betul berharga, dipimpin langsung oleh Kang Dicky Zainal Arifin, guru utama HI, kami disuruh melatih tenaga dalam untuk mengeringkan kertas koran yang telah dibasahi dengan beberapa tetes air dari botol Aqua. Pertama kertas koran sepermpat lembar dilipat lalu dibasahi dengan air, sesudah itu telapak tangan kami ditempelkan ke koran yang dibasahi, tenaga dalam diperintahkan untuk disalurkan ke kertas, dan dilihat, seberapa cepat kertas itu kering.

Lumayan menantang pikirku, saatnya menguji apakah latihan 212 ku selama ini berhasil. Kenyataannya betul, aku mengeringkan kertas itu lebih cepat dari yang lain, ketika kertas orang lain masih basah, aku sudah meminta pelatih lagi untuk membasahi kertas ku, berulang-ulang dan seterusnya.

Tetapi sayang aku keburu senang, ketika dibasahi untuk ketiga kalinya, kertas itu makin lama keringnya, jika pembasahan pertama keringnya lima menit, maka pembasahan kedua tujuh menit, pembasahan ketiga memerlukan waktu hampir sepuluh menit. Rupananya aku mengerti, TD (tenaga dalam) ku memang cukup pada awal-awal tapi tidak (atau belum) kuat untuk bertahan lama. Sedangkan Akang (Kang Dicky,red) memerintahkan agar kami mengulangi terus menerus. Basahi, salurkan lalu keringkan, basahi lagi, salurkan dan keringkan lagi, dan seterusnya. Lama-lama bosan juga melakukan tindakan monoton seperti itu. Tapi itulah inti dari latihan.Seberapa lama kamu bisa bertahan dan memotivasi diri melawan kebosanan.

Tetapi lalu tiba peristiwa menakjubkan, di sela-sela kebosananku (dan anak-anak lain), Kang Dicky mengambil kertas koran yang sama, melipat lalu membasahi koran itu, lebih basah dari kami, kami hanya beberapa tetes sedangkan kertas Kang Dicky sampai basah kuyup. Setelah itu Kang Dicky menaruh koran basah itu di tanah, mendekatkan tangan kanannya ke koran basan tersebut, dan tiba-tiba..

ASTAGA!!... KORAN BASAH ITU MENGEPUL! AIR YANG MEMBASAHI KORAN TIBA-TIBA BERUBAH MENJADI UAP dan ASAPNYA BERWARNA PUTIH SAMPAI KELIHATAN SEPERTI CEROBONG ASAP!

Anak-anak takjub meihat itu, termasuk aku.. sekalipun aku sudah pernah melihat demo seperti ini di rumah Kang Dicky, di depannya sendiri, tetapi tetap saja melongo melihat pemandangan seperti ini.Sewaktu itu tangannya masih memegang kertas, tapi kali ini dia bahkan tidak menyentuhnya.

"Air adalah H2O !" kata Kang Dicky. " Dua atom Hidrogen, dan Satu atom Oksigen. kalau kita menyalurkannya secara benar, maka air itu dapat terbakar. Apabila orang terkena pukulan seperti ini (sambil menunjukkan telapak tangannya), maka orang itu akan terbakar. Sebab tubuh manusia 70% terdiri dari air. Dan tubuh manusia itu lengkap, ada air, sel, mitokondria dan segala macam, sehingga jika air itu (dalam tubuh) sudah terbakar maka akan terjadi reaksi berantai dan self combustion." kata Kang Dicky.

Anak-anak masih takjub dan Kang Dicky melanjutkan, "Jadi benar, bahwa air itu bisa menjadi bahan bakar!" lagi-lagi pernyataan yang menggebrak hukum sains klasik. Dia lalu mengambil koran yang sudah kering itu membentangkannya lagi dan terlihatlah bahwa kertas koran itu sudah bolong-bolong terbakar, seolah-olah baru disundut dengan rokok.

Dalam hati aku bergunam, kapan ya aku bisa seperti dia?

"Kuncinya adalah latihan." seru Kang Dicky seolah-olah membaca pikiranku. "Ini membutuhkan setidaknya 5% kekuatan tenaga dalam (maksudnya dari 2.5 % kekuatan manusia biasa yang tidak melatih tenaga dalam, red). "Jadi kita harus sering berlatih, latihan, dan latihan!"

Latihan, yah benar...harus seberapa sering aku?

"Jika Anda sudah memiliki kemampuan seperti ini, maka Anda akan mampu melakukan apa saja..."

Melakukan apa saja? Hmm... Boleh juga, selama ini aku belum berhasil dalam masalah pekerjaan, masalah CINTA, dan...

"Tapi Ingat!"

What?

"Semakin besar kekuatan yang Anda miliki, tanggung jawab Anda akan semakin besar ! Semakin BESAR kemampuan Anda, Anda justru harus semakin banyak bersabar! "

Here we go again, "Great POWER comes GREAT Responsibility!" - Spiderman 2

"Semakin besar kemampuan Anda, semakin berat pertanggung jawabannya sama Allah di akhirat. Karena itu hati-hatilah dalam menggunakan kekuatan itu, sebab ini adalah ujian. Jadi semakin BESAR kemampuan Anda , Anda justru harus semakin bersabar.

Rasullulah juga begitu kok, beliau bersabar pada orang yang melempari beliau kotoran setiap hari, padahal kalau Rasullullah mau apa susahnya membunuh orang itu? Bulan saja bisa dibelahnya.

Jadi Anda harus banyak bersabar dan jangan Anda memanjakan diri Anda! Kalau diri Anda dimanjakan, Anda akan terbiasa enak, lama-lama tanpa sadar Anda kolaps!"

Aku terdiam..Lagi-lagi aku mendapat ujian untuk mengontrol ego. Yah memang, jika aku menuruti ego, aku memanjakan diriku. Aku memang bisa berbuat apa saja yang kumau, aku bisa mendapatkan apa saja, aku bisa mendapat dan meniduri cewek mana apapun, aku bisa bak bik buk cowok Meli. Tapi untuk apa ? Cuma untuk memuaskan nafsuku..Sekali lagi, itu adalah ego. Untungnya aku sudah membuktikan pada diriku, di depan dia dan cowoknya, bahwa aku bisa mengontrol ego ku sendiri.

Sesudah show bakar-bakaran kertas itu, latihan dilanjutkan sebentar. Sesudah itu Kang Dicky melanjutkan omongannya,
"Akang memang jarang sekali demo di depan Anda. Jadi Akang tadi minta maaf sampai harus demo di depan Anda... Akang 'takut' sama riya. Dan Akang tidak mau sampai ada yang berpikiran, 'Ah, itu mah Kang Dicky aja yang bisa!' Nggak, Anda juga bisa kalau latihan..."

Dia sampai meminta maaf hanya karena demo? Omongannya benar-benar di luar pikiranku, padahal seandainya saja aku punya kekuatan seperti dia pasti sudah unjuk sana-sini dan..

"Akang memang jarang demo, sampai ada yang orang yang mengatakan: 'Ah, Kang Dicky mah ngomongnya doang gede!' BIARIN! Akang lebih baik digitukan, Akang lebih baik dilecehkan daripada didewakan. Kalau Akang didewakan Akang berat di akhirat, tapi kalau Akang dilecehkan itu point buat Akang nanti..." lanjut Kang Dicky.


Kang Dicky guru utama, tetapi dia memerintahkan kami untuk mengontol ego, dan ini bukan hanya dia katakan tetapi juga dia contohkan dengan perbuatan. Kalau begitu kenapa aku yang kekuatannya belum ada seujung kukunya masih juga berpikir untuk ini itu?
Seandainya Kang Dicky mau, dia pasti bukan Kang Dicky sekarang. Bukankah dengan kemampuannya dia mampu untuk berbuat apa pun? Tapi kang Dicky tetaplah Kang Dicky yang kukenal, hidupnya sederhana, biasa saja. Dia tetap rendah hati, mengganggap segala yang dia miliki, istri, anak, harta, bahkan kekuatannya sebagai ujian.

That's my master..Dia manusia biasa, aku tahu dia juga punya kekurangan... Tetapi pelajaran menarik yang kudapat dari dia, adalah soal mengontrol ego dan jangan memanjakan diri kita. Dia mampu berbuat apa pun, mendapatkan apa pun, tetapi dia tidak mau melakukannya karena tidak mau diperbudak nafsu. Nah aku, kenapa aku masih memiliki keinginan ini itu.. banyaaak sekali, padahal seperti kata Rolling Stone " You can't always get what you want...you can't always get what you want.. But if you search and try, you might get what you need !"