Free Web Hosting with Website Builder

Rabu, 26 Maret 2008

Blessing in Diguise?

Kemarin interview di Bank asing kurang pede, maklum baru pertama kali interview... Yah, setidaknya aku sudah berusaha keras... hasilnya sekarang kuserahkan pada Allah.

But next time, better. I am promise.

Hari ini interview di sebuah peruasahaan sekuritas. Bedanya hari ini aku tidak bilang ke orang tuanku mau inteview. Aku bilang mau ketemu teman.

Dan interview hari ini sukses. Jelas. Aku bisa mengukurnya dari lancarnya aku berbicara, ketenanganku dalam menjawab pertanyaan dan menceritakan mengenai diriku. Dan kreativitas aku dalam berkelit. Singkatnya.. flowing like water lah.

Tapi brengseknya, sehabis itu aku bangkrut lagi di forex. Sialan...! Aku jadi bertanya, kenapa sih setiap habis interview yang sukses, aku selalu lost di trading..?

Apa yang salah dalam tradingku?

Yang pasti kesalahan ada pada diriku... Kini aku mulai menerapkan prinsip segregate account untuk forex.

Senin, 24 Maret 2008

Paradigma part 2 - Atasi dirimu sendiri!

Yang harus kau atasi adalah dirimu sendiri, bukan orang lain.

Hari ini aku melepon Meli, dan seperti biasa sebelumnya aku grogi, takut, dan sebagainya.. Maklum terakhir kudengar cewek yang sudah kudekati selama 8 tahun ini masih jalan sama cowok lain, jadi agak sulit merebut hatinya, bahkan latihan metafisik 21 menit setiap malam belum kurasakan membantu untuk menset auraku agar nyaman.

Sampai akhirnya batinku kemudian berkata:" Kamu harus atasi rasa grogi ini, yang harus kamu atasi adalah diri kamu sendiri bukan orang lain, jangan takut pada orang lain, takutlah sama diri kamu sendiri."

Aku tersadar, memang benar! Selama ini aku grogi menelepon wanita ini. Hanya karena aku mencintai dan cukup sekian lama aku 'ngarep' padanya. Tapi aku kemudian aku tersadar sepenuhnya ini semua belum berakhir. Aku saat ini masih punya harapan, dan aku sadar aku adalah orang yang takkan berhenti berjuang sampai akhir.

Aku lalu tegaskan sama diriku: Kamu harus taklukan diri kamu sendiri. Dan untuk soal energi metafisik, aku berniat untuk meng-aktifkan sekali di awal pembicaraan tetapi setelah 'aktif' aku tidak memikirkan energi itu lagi, tetapi langsung responsif terhadap apa yang dia katakan dan terhadap pembicaraan kami,

Dan akhirnya perlahan-lahan aku angkat gagang telepon dan menelepon nomor HPnya. Sekali dua kali tidak diangkat, lalutiba saat ketiga terdengarlah jawaban di seberang sana: "Assalamualaikum.."

Batinku menyalak. Dan aku langsung niat dan teriak dalam hati: "AKTIF!" Maksudnya aku aktifkan energi metafisik ke seluruh auraku. Tetapi setelah itu aku tidak memikirkannya lagi, pikiranku langsung fokus pada pembicaraan dan perkataan dia.

Dan tahukah apa yang terjadi?

IT WORKS!

Demi Allah, kami berdua mengobrol akrab dan NYAMAN! Semua mengalir seperti air jernih di pegunungan, kami seperti sepasang kekasih walaupun tidak pakai 'Sayang-sayangan'.Dan bukan itu saja! Kami berdua ngobrol seperti pasangan kekasih dewasa, kekasih 'mature' yang sudah sama-sama mapan, berpikiran dewasa dan jauh ke depan, bukan seperti kekasih ABG yang pake 'sayangan-sayangan' dan pertanyaan perhatian cupu: 'kamu udah makan belooon?'

Kami berdua mengobrol seperti seorang pasangan dewasa yang sudah mapan secara finansial dan karier (well, you know what I mean!) seperti kekasih mapan yang mengobrol di ruangan sebuah lounge atau wine cafe atau sebuah executive club, dan bukan seperti anak kuliahan di ruang tunggu bioskop 21

Kami open mind tapi tetap menjaga charm masing-masing ,intonasi secara teratur tetap terjaga dan kami berdua melemparkan hitch-hitch secara tersamar dan elegan.

Oh God.. It's new US !

Aku baru sadar setelahnya bahwa aku mengobrol bukan sebagai seorang ABG atau anak kuliahan, tapi seorang gentleman.

I am a gentleman.

Aku baru tersadar ketika aku lihat jam dinding di akhir pembicaraan itu: 10 menit !

Yah, lumayan banyak hal yang kami obrolkan (kecuali tentang hati tentunya), Kami mengobrol tentang tesnya dia mengambil spesialis jantung di Harapan Kita Jakarta, tentang interview kerjaku di sebuah Bank asing, tentang macetnya Jakarta (klise, tetapi tetap menarik dibicarakan), dan satu hal : tentang rencanyanya nge-kos di Jakarta apabila dia lulus tes.

Luar biasa, Subahanallah, baru kali ini aku mengobrol nyaman dengan dia dan baru kali ini kurasakan metafisikku bekerja optimal.

Energi metafisikku bekerja justru pada saat aku merasa 'lepas'.

Aku bersyukur pada Allah atas pembicaraan ini, terima kasihku kepada Kang Dicky dari Hikmatul-Iman yang telah menyampaikan ilmu HI padaku, kepada Kang Gun yang telah banyak memberiku pelajaran, kepada teman-teman ku, terutama Teh Dini. Tapi tak kalah ucapan terima kasihku pada kota ini: Jakarta.

Kelak, apabila Allah mengijinkan, semua berjalan seperti apa yang aku dan dia harapkan: aku diterima bekerja di bank asing itu dan dia lulus tes spesialis, maka kami akan segera tinggal di kota megapolitan ini, aku bekerja, meniti karier, dan menabung untuk masa depan. Sedangkan dia menuntut ilmu untuk menjadi seorang dokter spesialis. Kami berdua akan tinggal di kosan (tapi bukan satu kos lho!), di sebuah kota teramai di Indonesia, sebuah kota hedonis, kota konsumtif dengan jumlah mall terbanyak di dunia versi National Geographic.

Kami berdua akan menjalani tahun-tahun pertama hidup di kota ini, menjalani kerasnya hidup di Jakarta, membiasakan sarapan pagi dengan kemacetannya, bercengkrama dengan keramaiannya, bergaul dengan romantika warna-warni warganya, kehidupan malamnya, dan lain lain....

..dan aku punya firasat, di kota ini nanti, kami berdua akan memiliki petualangan...

..Jakarta..Oh.. Jakarta!



Jumat, 21 Maret 2008

Paradigma.. Paradigma

Aku stuck di Jakarta. Dikerjain cewek nakal yang menjebakku dan diporotin oleh cewek mall, huh!

Tapi aku mulai berpikir sesuatu, tentang kenapa selama ini aku sulit mendapatkan kekasih seorang dokter yang aku idam-idamkan. Permsalahannya bukan pada mereka, bukan pada lingkungan, tetapi pada diriku sendiri.

Aku pernah mendengar cerita tentang seseorang wanita yang selalu diperkosa setiap dia pindah kota. Di kota A dia diperkosa, karena itu lalu dia pindah ke kota B dan ternyata dia juga diperkosa di sana, akhirnya dia pindah ke kota C, ternyata diperkosa juga.. lalu apa kesimpulannya? Maka orang pasti bisa menduga bahwa seandainya dia pindah ke kota D atau ke kota E, dia pasti juga diperkosa, dan lagi dan lagi.

Nah, lalu siapa yang mesti disalahkan di sini... apakah si pemerkosa itu yang harus dihukum. memang benar.. si pemerkosa harus dihukum... tetapi tunggu dulu, coba pikirkan.. si wanita berulang-ulang kali diperkosa dan diperkosa. Diperkosa sangat tidak menyenangkan dan apabila kita tanyakan hal ini kepada si wanita itu dia pasti akan bersumpah demi langit dan bumi bahwa dia tidak pernah menginginkan diperkosa..

Memang betul..tetapi kenapa dia selalu begitu...?

Mengapa dia bisa selalu diperkosa walaupun tidak menginginkannya?

Kata siapa. Si wanita itu sudah mengalami pemerkosaan berulang kali, sepintas secara sadar ia pasti akan bersumpah tidak menginginkannya, tetapi secara alam bawah sadar, bisa jadi setelah beberapa kali si wanita justru 'menikmatinya'.. dan kenikmatan bawah sadar inilah yang membentuk paradigma secara bawah sadar juga bahwa , " Saya mesti diperkosa."


Karena terjadi berulang kali akhirnya ada 'kenikmatan' dan kecenderungan untuk mengulanginya. Pepatah bijak mengatakan: "Yang sudah terjadi sekali biasanya sulit untuk terjadi kedua kalinya. tetapi bila sudah terjadi kedua kali, kemungkinan besar akan terjadi yang ketiga kalinya.."

Demikian juga dengan stress atau marah.. kenapa orang selalu stress atau selalu marah-marah? Meskipun akibat yang ditimbulkan justru malah lebih parah, tetapi orang selalu marah dan selalu mengulang-ulang stressnya.

Mengapa? Satu-satunya jawaban hanyalah : Karena itu nikmat, stress itu nikmat, marah-marah juga nikmat. Kedengarannya aneh sekali, tapi coba kita pikirkan lebih jauh.. Betul tidak? Satu-satunya penyebab orang selalu stress, marah, atau sedih, adalah.. karena semua itu nikmat.

Jadi kalau selama ini kita selalu gagal, bisa jadi itu karena kita telah 'menikmati' kegagalan itu.

Nah sekarang balik ke aku, atau kita semua. Kita selama ini hampir tidak pernah menciptakan paradigma sendiri, yang sering kita lakukan adalah kita membiarkan diri kita dibentuk paradigmanya oleh lingkungan.. Mungkin aku (atau kita) tidak sadar, tapi lingkunganlah yang membentuk kita.

Kita selalu berpikir kenyataanlah yang membentuk pikiran kita, padahal menurut buku The Secret adalah sebaliknya, justru pikiran kita yang 'menciptakan' kenyataan.. Itulah sebabnya mengapa orang yang berpikiran negatif dan takut, nasibnya justru buruk. karena secara alam bawah sadar, rasa takut dan pikira buruk itu sendiri adalah perintah.

Dan sekarang pun aku mulai menyadari.. bahawa selama ini aku tidak mendapat kekasih seorang dokter, itu pasti karena aku berpikir 'takut tidak akan mendapatkannya' . Dan itulah kenyataan yang terjadi

Sekarang, aku berniat untuk mengubah paradigmaku perlahan-lahan, sedikit demi sedikit. Aku tahu ini takkan mudah, tapi aku harus mencobanya. Suatu masalah tidak akan bisa diselesaikan dengan menggunakan cara berpikir yang sama ketika masalah itu diciptakan...

Bagaimana jika aku mulai mensyukuri apa yang aku miliki saat ini? Mungkin hasilnya akan lain sekali dibandingkan dengan aku harus selalu bermuram durja meratapi nasib..

Aku percaya, bahwa mulai sekarang ... pikirankulah yang membentuk nasibku.

Kamis, 20 Maret 2008

Tips and Trick - 1: Cara Berbohong pada Wanita

Seringkali , kaum pria merasa tersudut apabila mereka telah ketahuan berbohong pada wanita, baik kepada pasangannya maupun selingkuhannya. Padahal sebenarnya apabila dikaji lebih jauh, sebenarnya mereka bisa ketahuan bukanlah karena 'kebohongan' mereka kurang sempurna, tetapi lebih diakibatkan oleh 'pembawaan' si pria tersebut yang memungkinkan si wanita merasa bahwa si pria sedang berbohong.

Karena itu bolehlah dipeljari, agar bagaimana seharusnya berbohong yang 'baik' pada wanita. Ingat, berbohong tanpa persiapan adalah strategi paling bodoh jika hendak berbicara dengan wanita!

TIPS BERBOHONG PADA WANITA :
1. Wanita tidak bisa dibohongi, tetapi mereka mudah percaya pada KENYATAAN palsu.
Jangan Berbohong! Yang kita lakukan bukanlah membohongi mereka tetapi 'menciptakan' sebuah kenyataan lain yang membuat mereka percaya bahwa itulah kenyataan yang sebenarnya. Jangan membohongi si dia bahwa Anda tidak berselingkuh, tetapi 'buatlah' kenyataan bahwa hanya dialah satu-satunya wanita yang Anda cintai di dunia ini selain ibu Anda.'

2. Jangan pernah memandang mata mereka saat berbicara, wanita bisa mendeteksi kebohongan dari gerakan bola mata!
Ini sesuai dengan pemikiran Alan & Barbara Pease dalam buku best sellernya " Why Men Don't Listen and Women Can't Read Maps " , dikatakan memang pria sulit dan mudah terbongkar kebohongannya karena bahasa tubuh yang salah. Itulah sebabnya kenapa banyak pria yang lebih suka berbohong ketika di telepon atau di ketika lampu kamar sudah dimatikan semuanya.

Sudah jelas maksudnya kan? Hati-hati dengan bahasa tubuh Anda! Jika Anda mengatakan alasan bahwa Anda pulang larut malam karena ada meeting di kantor, tunjukkanlah sikap dan bahasa tubuh seperti orang yang kelelahan sehabis bekerja seharian, kalau perlu sekali-sekali mengeluh Anda sakit pinggang atau nyeri otot karena kelamaan duduk.Hati-hati, bahasa tubuh yang salah bisa menimbulkan kecurigaan besar!

3. Dahului alasannya, berikan penjelasan ke dia sebelum dia bertanya.
Ini cuman pengembangan dari trik nomor 2. Ketika Anda pulang larut malam dan ingin mengatakan alasan bahwa Anda pulang larut malam karena meeting bukannya 'meting' atau (yang posistif) main sama teman, langsung curhatlah alasan itu bahkan sebelum si dia bertanya "Kenapa..." maksudnya begitu sampai di rumah, langsunglah ngerocos curhat, " Sayang hari ini aku BT banget deh, masa tadi si Bos bilang proyek kita harus dipercepat masa tenggangnya jadi tadi kita semua dipaksa meeting mendadak sehabis Maghrib bla..bla.. bla.."

Dengan kata lain, Anda harus bisa membuat empati (palsu) kepada si dia, jadinya akhirnya dia bukannya marah tetapi malah kasihan pada Anda. Jangan lupa, otak wanita lebih sedikit sekitar 10 milyar jumlah selnya dibandingkan pria. Jadi wajar kalau mereka suka mendahulukan perasaan.

4. Jangan tangung-tangung
Sekali Anda sudah berbuat, selesaikan sampai tuntas! Jika Anda mengatakan A kepada si dia, janganlah Anda mengatakan B pada rekan kerja Anda, bisa jadi si dia melakukan cross-check kepada rekan kerja Anda, dan dia bisa jadi menemukan jawaban yang berbeda, fatal akibatnya!

5. Lenyapkan saksi dan barang bukti
Mungkin kedengarannya seperti cara mafia, tetapi hanya inilah yang bisa menyelamatkan Anda.. mulailah dengan handphone Anda, jangan lupa men-delete sms-sms yang 'berbahaya' sebelum bertemu si dia.. jangan ambil resiko!

Hati-hatilah dengan sopir, sekretaris dan pembantu Anda.

Jangan ambil langkah gegabah dengan tidak mengajak sopir ketika Anda ingin berbuat nakal, si sopir justru akan curiga, karena itu datangilah tempat umum yang biasa, misalnya hotel yang memang dipergunakan untuk meeting, suruh si sopir tunggu di parkiran, baru setelah itu secara incognito keluar dan berganti kendaraan.




Senin, 17 Maret 2008

Pre Hit 2 : Malam ini untuk Yuli...

Blok M Plaza, Jakarta. Sabtu, 15 Maret 2008

Aku ke Jakarta lagi hanya untuk dua alasan : mengikut tes masuk kerja di sebuah perusahaan sekuritas di dearah Semanggi , dan menghadiri pernikahan Cibonk.

Hari yang melelahkan. Sehabis mengikuti tes psikologi,aku langsung mengarahkan mobil All New-ku menuju Blok M Plaza, janjian ketemu dengan Beni untuk bersama-sama ke nikahan Cibonk.

Dan di Blok M Plaza aku berkenalan dengan dia.

Namanya Yuli...

Dia kerja sebagai seorang SPG di Sunway, sebuah perusahaan distributor Exitron, barang-barang elektronik eksklusif asalJepang. Sebagai SPG tentu saja dia menghampiriku duluan dan mengajakku ke konternya untuk melihat-lihat barang.Aku ngobrol-ngobrol sebentar di kounternya, mereka menawarkan penjualan barang elektronik kepadaku. Aku tertarik tapi kutolak. Aku belum gajian (emang belum kerja kan?) dan hasil trading forex-ku masih belum banyak.

Tapi aku tidak berlalu begitu saja.Aku masih memperhatikan Yuli..cewek ini berwajah manis, sederhana, tapi kulihat dan kurasakan suasana hatinya, dia cewek baik-baik. Barang-barang Exitron butunya bagus-bagus, namun sayang sewaktu itu omzet sedang menurun jadi Yuli harus bekerja full time sampai jam 9 malam, untuk mendongkrak penjualan. Padahal ini hari Sabtu. Malam Minggu.

Banyak cewek-cewek cantik di mall ini. Diantara ribuan cewek-cewek cantik gaul Jakarta yang beredar di Mal ini, Yuli bukanlah apa-apa. Dia hanya seorang SPG, tetapi sementara cewek-cewek cantik itu sibuk berbelanja menghabiskan duit orang tua, Yuli bekerja keras untuk menghasilkan uang. Mungkin jauh lebih sedikit uang yang dia hasilkan dibandingkan dengan yang apa yang dibelanjakan cewek-cewek cantik itu hari ini.

Aku putuskan untuk meng-hitnya.

Aku tersentuh melihat Yuli, dia cewek manis namun sederhana , kesungguhan dan perjuangannya yang keras tidak membuatnya menjadi lupa bahwa dia tetap seorang wanita yang ramah, dia adalah wanita pekerja keras di kota yang keras ini. Sebuah kota yang kerap kali menganggu tidurmu dengan sebuah materi yang membuat sebagian orang bingung membelanjakannya sementara yang lain sibuk setengah mati untuk mengejarnya. Sebuah kota dengan banyak harapan namun sedikit tujuan, banyak pamrih namun sedikit bayaran: Jakarta.

Banyak cewek-cewek cantik di mall ini, di Blok M Plaza atau di mall manapun di kota ini. Tapi hari ini aku tak peduli, aku sama sekali tidak tertarik pada mereka. Hari ini Yuli telah lebih dari cukup untuk menarik hatiku dan melupakan mereka.

Aku ingin memberikan sesuatu kepada Yuli, minimal sebagai penghibur dia malam ini sehabis dia lelah bekerja.

"Yuli, kamu kerja sampai jam berapa?" tanyaku
"Aku kerja full-time sekarang. Sampai jam 9 malam" jawabnya.
"Aku boleh mengasih kamu sesuatu..?"
"Apa ?"
"Sehabis kerja kamu kemana?"
"Nggak kemana-mana, paling balik ke kosanku (dia menyebut alamatnya).."
"Kamu mau nggak kuajak nonton malam ini? Di Blok M 21. Aku traktir kamu," ajakku.
"Mau nonton apa?"
"Hmm, aku pengennya 'Ayat-Ayat Cinta'.. Kamu udah nonton?"
"Belum, ayuk aja. Tapi yang jam 21.45, kalo bisa kamu pesen tiketnya aja dari sekarang." pintanya.
"OK," jawabku.


Kami bertukar nomor handphone lalu berpisah, Yuli melanjutkan pekerjaannya dan aku ke 21 memesan 2 karcis jam 21.45, kemudian ke lantai bawah janjian ketemu Beni. Singkat kata malam itu aku dan Beni berlalu sebentar ke sebuah gedung di daerah Sisingamangaraj XII untuk menghadiri nikahan Cibonk. Tapi aku tetap memiliki agenda dengan Yuli jam 21.45 nanti.

Di undangan, aku berhasil melakukan Hit lagi, atau tepatnya Pre-Hit.Aku Hit dia di menit-menit terakhir sebelum aku harus pergi meninggalkan undangan untuk janjian nonton dengan Yuli. Hit yang belum sempurna, karena Ending Casanova Project belum sempat kukatakan padanya. Tapi untungnya kita sempat tukeran nomer HP.

Namanya Tiara. Cantik, kulitnya hitam manis, seorang cewek mahasiswi kedokteran (what a considence!)
semester 8 di sebuah Universitas Kristen di daerah Cililitan, Jakarta.

Ah, tapi ini kuceritakan lain kali saja, ya?

Karena jam 21 kurang 15 kami tancap gas ke Blok M Plaza. Sebelumnya mampir dulu ke Baraya Travel untuk mendrop Beni, dia mau pulang ke Bandung. Tepat jam 21.45 Yuli menghampiriku di depan pintu Studio 3. Dia sudah mengganti seragamnya dan kini tampil seperti layaknya gadis biasa. Manis sekali, pikirku, kulihat senyumnya mengembang meski ada sedikit roman kelelahan di mukanya.

Aku gandeng tangannya memasuki studio. Ya gandeng... mengapa tidak? Dia merasa nyaman bersamaku malam itu, walaupun aku baru mengenalnya beberapa jam yang lalu.Kami menikmati film Ayat-Ayat Cinta yang ditanyangkan (walaupun sebenarnya aku lebih menikmati melihat wajah Meilanie Putri, he3x). Not bad filmnya, meski agak sengaja dipaksain setting Arab-arabannya.

Sehabis film, aku tidak langsung mengantarnya pulang. kami habiskan waktu menikmati udara malam kawasan Blok M yang padat dan ramai, nuansa yang sumpek kurasakan di daerah ini, kami berdua bergandeng tangan mengukur jalan di dalam atmosfir keramaian malam Minggu yang khas di suatu daerah urban megapolitan Jakarta.
Heran..lingkungan ini seperti tidak pernah mati. Aku biasanya sebal berlama-lama di daerah padat begini.. tapi anehnya malam itu,
aku benar-benar menikmati setiap detik aku bersama dia, walaupun kami berada di lingkungan daerah Blok M yang ramai.

Ini jelas bukan suatu lingkungan yang asyik untuk dinikmati, tapi entah kenapa aku menikmati sekali malam itu karena Yuli ada di sampingku.Aku takkan bisa melupakan wajah manisnya diantara carut marutnya jalan raya Blok M, diantara hinggar bingar pedangan kaki lima, diantara slengek-an canda gerombolan anak biker dan clubbers Blok M, di antara gemerlapan lampu diskotik Melawai, dan di antara senyuman nakal pecun-pecun Jalan Mahakam. Semua terasa indah dengan adanya dia.

Malam ini benar-benar malam kami, kami duduk bercanda di antara kerumanan malam, makan nasi goreng lima ribuan di kaki lima (brengsek, asin banget), tapi Yuli sambil bercanda bilang, kalau asin itu tandanya si penjual mau kawin lagi..hahaha

Sehabis makan kami langsung naik mobilku. Aku antar dia ke kosannya. Di perjalanan aku sempat bertanya padanya, maukah dia menemaniku lagi untuk menonton film? Dia bilang: mau, nanti sewaktu nonton Kuntilanak 3.


Lalu Ending Casanova Project pun kuberitahukan. Kuberikan catatan kecil alamat blog ini. Lalu aku bilang, bahwa aku mau menemaninya menonton lagi, tapi.. aku minta dia lah yang harus meneleponku lebih dulu, karena aku tidak bisa menelepon wanita duluan. Tapi aku berjanji sebisa mungkin memenuhi ajakannya manakala dia telepon.Skenario Casanova Project telah kulakukan, aku sudah melakukan kewajibanku. Berat sekali aku melakukan ini. Tapi peraturan adalah peraturan, seorang laki-laki sejati takkan melanggar aturan yang dia buat sendiri.

Selanjutnya Let It Flow, kami kembali bercanda di mobil sampai di depan kosannya. Sebelum turun dari mobil Yuli mengucapkan terima kasih dan aku jawab dengan kata yang sama, terima kasih karena telah mau menemaniku malam ini.

Dan kami pun berpisah.

Aku berlalu menuju rumahku. Di perjalanan pulang aku berpikir sambil menyetir, Ahh.. Malam ini aku benar-benar aku syukuri. Siapa sangka, niatku yang tadinya ke Jakarta hanyalah untuk tes kerja dan menghadiri nikahan Cibonk, tapi aku benar-benar mendapatkan pengalaman menakjubkan bersama Yuli, wanita yang baru saja kukenal tapi dia memberiku kenyamanan dan kedamaian di antara keramaian kota yang keras ini. Tuhan telah memberiku banyak kebahagiaan malam ini. Aku berdoa semoga Yuli sukses dengan kehidupannya.

Aku tak tahu kelanjutan kisah kami besok, yang jelas aku bahagia malam ini bersamanya. Entah besok apa yang akan terjadi, entah dia bersama siapa, entah aku bersama siapa..yang jelas sekarang aku bahagia, Yuli bahagia. Karena malam ini kami bersama.
Karena "Hidup adalah detik ini" ...

Yuli.. malam ini untuk kamu.


Seorang Pria Malam, Ryan Casanova

Jumat, 14 Maret 2008

Pre Hit 1 : Ermin, a cute Chinese girl.

What a day!

Hari Kamis kemarin (13 Maret 2008) aku berhasil meng-hit (kenalan dengan cewek asing). Memang Casanova Project belum dimulai, tapi ini adalah suatu
tutorial yang bagus, jadi aku namakan saja Pre Hit.

Hari ini aku berada di Jakarta, di sebuah Universitas swasta di bilangan daerah Grogol. Aku ke sini untuk mengikuti tes masuk penerimaan pegawai salah satu Bank swasta Indonesia. Ini pertama kalinya aku datang ke sana,ke lantai 10 untuk mengikuti tes psikologi yang berlangsung dari pukul 11.00 sampai 17.00.

Hari yang melelahkan, tetapi untungnya ada hiburan sedikit.

Kampus ini lumayan besar, terdiri dari dua buah gedung yang bertingkat kira-kira 15 lantai. Gedung yang satu dan lain dipisahkan oleh jalan arteri Grogol dan Tol Grogol-Jakarta. Suasananya lumayan asyik, cewek-ceweknya jg (hehehe! -Devil's laugh), walau kebanyakan Chinese yang kuliah di sini, tapi nggak jelek2 amat, mereka modis dan gaul. Well, Ordinary Jakartan type.

Aku pun merencanakan meng-hit, atau tepatnya latihan meng-hit, karena project Casanova kan belum dimulai. Kucoba ke satu cewek cantik, kusapa sambil bertanya, tak ada respon positif, ok.. aku move on, lalu kulihat lagi seorang, kusapa sambil bertanya, tak ada respon, ok move on.

Sampai akhirnya, sewaktu aku menunggu di pintu ruangan untuk tes dan kulihatlah seorang cewek Chinese manis yang berdiri sendirian, dia berkulit putih (ya iyalah, mana ada sih Chinese yang kulitnya item?), dan tingginya sekitar 20 cm lebih rendah dariku- dia mengingatkan aku pada Claudia, mantan aku sewaktu masih duduk di kelas 6 SD.

OK, secara teori : Kondisi Sosial A -dia sendirian. Aku dekati dia lalu kusapa sambil bertanya:

" Mbak juga nungguin tes ? "
"Iya, jawabnya gw dah dari tadi, lo juga?" jawabnya.
"Iya ." jawabku
"Tahu lamaran Bank ini dari mana?"
"Job fair," jawabku

ANALISA: OK, dia balik bertanya 2 kali (atau lebih).. Itu adalah salah satu pertanda adanya respon. Setidaknya menandakan aku tidak sedang berbicara dengan mesin ATM.

Selanjutnya kuajukan pertanyaan AJAK (Angkatan Jurusan Kampus). Dia jawab dengan responsif. OK, aku keep going. Terus aku lemparin hitch-hitch aku dan dia responsif juga.

Agak lama setelah hitch barulah aku julurkan tanganku, berkenalan. Dan dari situ kuketahui namanya Ermin, baru saja lulus dari Jurusan Desain Interior, dia kuliah di kampus ini juga. Sebelum ikut tes ini dia telah mencoba ikut tes masuk di beberapa Bank, salah satunya HSBC, sayang gagal.

Ketika aku mencoba mengambil kunci emosinya, dengan bertanya apa impiannya, apa cita-citanya. Ermin menjawab, "Aku pengen banget kerja di pariwisata." Nice dream. Mudah-mudahan kesampaian.

Kami melanjutkan ngobrol dan selanjutnya, Let It Flow... seperti yang sering aku bilang.

ANALISA: OK, Dari analisa ku pada bahasa tubuh (body language), suara (voice), aku bisa menilai Ermin cukup nyaman dengan keseluruhan pembicaraan kami. Ada beberapa gejala yang menunjukan hal ini:

1. Dia pada awalnya berbicara padaku sambil berdiri dan melipat tangan di dada, maka sesuai kaidah pembicaraan pertama aku pun melakukan mirorring , yaitu menirukan gerakan tubuhnya. Aku juga berdiri dan melipat tanganku. Dan kami berdua berada pada posisi yang paling baik saat berkenalan, yaitu 90 derajat. (lihat posisi menentukan prestasi)

2. Dia responsif menjawab pertanyaan ku, dia langsung menggunakan bahasa lu-gua. Ini bagus.

3. Sewaktu tes dimulai. Kita bisa duduk bersebelahan saat mengerjakan tes. Meski Ermin agak terganggu karena suara batukku (aku agak sakit batuk saat itu) tapi aku bisa merasakan dia merasa nyaman-nyaman saja.

4. Dari segi konteks obrolan, kita bisa masuk ke zona nyantai, kita ngobrolin tentang kampusnya, tentang pengalamannya ikut Indonesian Idol (wah, seru banget!), tentang kegilaan SR di kampusku (sebuah Institut Negeri di kota Bandung), sampai pada sukunya dia, apakah dia Ke atau Ho kiaw.

5. Kita melakukan beberapa kali kontak mata dan dia tidak berpaling. Beberapa kali sempat kutatap matanya di wajahnya yang manis.

6. Dan yang terutama: Target pertama berhasil kulewati : Aku bertukar nomor handphone, dan bahkan kuberi tahu padanya alamat blog ini. "Casanova? bukannya ini nama Playboy?" tanyanya, Aku hanya t
ertawa mendengarnya. Aku juga sempat bilang suapaya dia menelepon aku duluan. Alasannya kubilang, "Karena aku nggak biasa nelepon cewek duluan." Ini persis seperti ending Casanova Project.
Dia tertawa dan juga mengatakan hal yang sama.

CONC.: Ermin, cewek ini manis, baik dan orangnya Easy Going. Dia Chinese, tapi bisa nyaman saja ngobrol denganku yang bukan Chinese tapi berotak Yahudi. Ermin sepertinya cewek pekerja keras dan mandiri.
Aku, aku sudah melakukan banyak kemajuan, terutama dalam
soal mengambil kunci emosi .tetapi sayangnya aku masih membiarkan beberapa hal menghalangiku dalam meng-hit. Seperti batuk, misalnya. Tak apa. Practices make Perfect.

Aku lulus tes ke Bank itu dan berlanjut ke tes tahap dua, sayangnya Ermin tidak, yah..tidak apa-apa. "Aku cuma coba-coba aja kok di sini." katanya. Entah betulan atau hanya usaha untuk menghibur diri. Yang jelas terakhir sebelum kita berpisah, Ermin berkata, "Good luck, ya?" sebelum berlalu, aku balas dengan mengatakan hal yang sama, "Ok, kamu juga!"

Dan aku masuk kembali ke kelas. Nice girl!







Survei Kondisi Hit kamu - Bagian 1: Kondisi Sosial

OK, Guys! Balik sebentar ke pelajaran. Jika kamu mau meng-hit, kamu harus benar-benar melihat sikon (situasi kondisi). Meng-hit itu tidak ada bedanya ketika kamu menjadi seorang sniper atau merencanakan suatu proyek, tentu kamu harus melakukan survei dulu bukan? Entah survei itu kecil-kecilan atau besar, yang penting kamu harus bisa menilai suatu keadaan terlebih dahulu.

Barangsiapa yang mengetahui benar-benar keadaan lawan dan medan pertempuran sebelum berperang, maka kemungkinan besar kemenangan ada di pihaknya, begitu kata Sun Tzu.

Jadi saya sendiri pun tidak langsung menyapa seorang cewek, tapi men-'survei'nya terlebih dahulu.

OK, sekarang sebagai masukan, jika kamu ingin meng-hit cewek, Ingatlah! Setidaknya ada 4 buah kondisi UTAMA tentang dirinya yang ada pada saat itu: Kondisi Sosial, Kondisi gerakan (atau body language), Kondisi Aktivitas dan Kondisi Emosional.

1. Pertama,adalah Kondisi Sosial , yaitu keadaan dia sedang bersama siapa saat di tempat. Pria yang ingin berkenalan dengan seorang cewek seringkali mengabaikan kondisi ini, padahal penelaahan mendalam mengenai kondisi ini sangatlah penting, terutama bagi kamu yang pemula. Harus disadari bahwa setiap kondisi memiliki taktik dan strateginya masing-masing, kesalahan dalam melakukan langkah bisa membuat kamu jadi looser dalam hitungan detik. Berikut adalah penjabaran kondisi-kondisi itu:

Kondisi A : Dia sendirian.. ok, that's good!. - Inilah kondisi yang terbaik dan yang paling mudah. Bahkan pemula pun bisa melakukannya, asalkan satu : BERANI!

Kondisi B : ketika dia sedang bersama seorang teman wanitanya, kemungkinan teman akrab. Ini pun sebetulnya tidak selalu
menjadi B, tetapi bisa saja menjadi kondisi A+, kondisi yang lebih baik dari A, alasannya, karena teman wanitanya bisa saja 'membantu' kamu dalam proses berkenalan dengannya. Tapi ingat! ini tergantung bagaimana kamu me'maintain'-nya.

Kondisi C adalah ketika dia sedang bersama teman-teman wanitanya (geng-nya). Ini adalah kondisi yang kurang baik untuk meng-hitnya. Di sini kamu harus benar-benar jeli menilai situasi. Salah perhitungan bisa menjadikan kamu seekor keledai bodoh atau lalat yang diacuhkan.. nguung...nguuung ..Plak!
Tapi kondisi ini bisa berubah jadi kondisi A++ juga, jauh lebih baik dari kondisi A ataupun A+. Bagaimanapun apabila kamu berhasil mempengaruhi teman-temannya untuk lebih mengenal cewek yang kamu hit kamu akan jauh lebih banyak mendapatkan 'move'dari kondisi ini, semuanya tergantung dari keahlian kamu me-maintain'-nya. Keahlian kamu untuk menarik perhatian orang, dan jangan lupa AURA kamu! Asal kamu tahu, justru biasanya kondisi inilah yang sering digunakan oleh Playboy tingkat mahir untuk mendekati cewek, itu karena mereka sudah paham betul tentang tehnik-tehnik dan manuver yang bisa digunakan dalam kondisi semacam ini.
Tapi jika kamu bukan seperti itu, kondisi semacam ini sangat tidak disarankan, kecuali jika kamu nekat, ingin tes kemampuan,.. atau bermuka badak.

Kondisi D adalah ketika dia sedang bersama teman se-gengnya, ada beberapa cewek dan beberapa cowok. Singkatnya, dia banyakan sedangkan kamu sendirian, Ingat, you're a Casanova. Kalo kamu banyakan juga sih.. yaa..h.. gampang banget! Dalam kondisi ini pasti sangat sulit buat kamu untuk mendapatkan no HP si cewek dalam 30 menit pertama, kamu mesti bersabar dan tentunya kamu harus gabung dulu dengan kelompok mereka.
Dari semua kondisi,kondisi inilah yang tersulit, tapi jugalah disinilah titik optimalisasi kamu sebagai seorang pria. Di sini dibutuhkan kejelian kamu, analisa kamu, pengorbanan dan tentunya kesabaran kamu dalam meng-hit si cewek.
Ingat, kondisi ini adalah puncak ultimasi seorang Casanova. Jika kamu sudah merasa nyaman untuk meng-hit cewek bahkan pada kondisi ini, berarti kamu sudah menjadi Casanova sejati, kamu sudah bisa mengendalikan dorongan-doroangan yang ada di dalam diri kamu sendiri termasuk EGO dan nafsu kamu, dan juga hambatan-hambatan dari luar. Singkatnya pada tahap ini you totally control all the things to get her.
Tapi Kondisi ini adalah kondisi gambling, bisa jadi salah satu cowok dalam gengnya dia adalah pacarnya, begitu kamu tahu
memang begitu, segeralah move on! Ingat Peraturan DONT's ke-1.
Tetapi jika kamu memang belum pasti, kamu harus pintar-pintar menyembunyikan niat kamu, jangan
sampai mereka mengetahui maksud kamu yang sebenarnya, apalagi jika memang betul salah satu dari temannya adalah cowok dari si cewek itu, wah.. wah.. kamu sedang menggali lubang kuburmu sendiri, Nak!
Atau kamu bisa ubah niat kamu. Batalkan sajalah niat kamu untuk meng-hit si cewek, NIAT-kanlah saja untuk berteman dengan mereka dan si cewek, nggak salah kok nambah teman-teman baru, lagi pula menyambung silahturahmi itu ibadah. Siapa tahu nanti di suatu hari yang cerah, Gusti Allah justru berkenan untuk mengizinkan kamu mendapatkan si cewek, tanpa kamu rencanakan sebelumnya, Who Knows?

Kondisi E adalah ketika dia sedang berdua bersama seorang pria, dan kemungkinan besar si pria adalah pacarnya.Pesannya simple: Baca lagi aturan DON'T s ke-1. Move On ! Jauhi dia, setidaknya sampai dia betul-betul sendiri! Seorang pria tidak melanggar aturan yang dia buat sendiri, bukan? Alasannya tentu kamu sudah tahu. BUKAN! bukan karena saya takut kamu ditonjok sama si cowok. Saya tahu kemampuan bela diri dan tenaga dalam kamu lebih dari cukup kalau hanya untuk mengurusi hal semacam ini, tetapi cobalah pakai empatimu, tahu dirilah sedikt! Seandainya kamu yang menjadi cowoknya si cewek itu, tentu kamu tidak suka dibegitukan kan?
Atau jika bermoral jelek, maka strategi yang akan diambil adalah, kamu akan menyembunyikan niat kamu, berkenalan lebih dahulu dengan cowoknya, pura-pura kamu devoted pada suatu hal, dan kamu tertarik untuk memperdalamnya bersama si cowok itu. Dan begitu kalian mulai akrab bersahabat, baru kamu coba rebut ceweknya. Pertama dengan curhat, tapi lama-lama ... (silahkan isi sendiri). Satu hal, this is a very bad way. Kamu telah menjadi seorang back stabber bagi teman kamu. Kamu bermoral bejat, jahat, dan itu bukanlah cara seorang Casanova. Maaf, kalau seperti ini kamu BUKAN bagian dari kami!

Kamis, 06 Maret 2008

Desain kartu nama selesai

Seiring dengan dimulainya penerapan filosofi baruku dalam hidup: "Hidup adalah hari ini". Aku akhirnya berhasil menyelesaikan "kartu perkenalanku", yang akan kugunakan selama Casanova Project. Desainya sederhana, tanpa tittle, tanpa gelar, tanpa pekerjaan, hanya beberapa kalimat pengajaran dari guruku : Kang Dicky Zainal Arifin dari Hikmatul Iman Indonesia.


The Greeting Card has created
By the beginning of implementing my life with the new philosophy : "Life is Today". I have created a design of Greeting Card to use it during my Casanova Project. Design is so simply, no title of degrees, no occupation, only listed a philosophy which had been taught by my master: Kang Dicky Zainal Arifin from Hikmatul Iman Indonesia.


Senin, 03 Maret 2008

Mind, The Final Frontier

Mind, The Final Frontier...

Akhirnya pada hari ini, Senin 3 Maret 2008. Blog Casanova Project berhasil diluncurkan. Blog ini adalah catatan memoriku dalam menjalankan Casanova Project.
The Casanova Project atau Proyek Casanova adalah kegiatan yang aku jalankan dalam rentang seminggu, untuk berkenalan dengan wanita cantik yang masih asing bagiku, aku akan berkenalan dengan mereka, menyapa mereka, dan bertukar nomor kontak dengan mereka, sendirian.
Target koneksi yang aku tetapkan untuk ini adalah 20 orang setiap minggunya.
Kini aku siap bergerak, walaupun blog ini sudah diluncurkan tetapi aku belum memulainya, karena aku harus mendisain kartu namaku terlebih dahulu.
Selanjutnya, apabila aku sudah mulai bergerak dan menjalankan proyek ini, aku berniat akan konsistenmenjalankannya.
Aku akan mencatat setiap perkembangan yang terjadi dan setiap langkah-langkah yang aku lakukan dalam blog ini secara jujur dan terbuka.
Adapun Project ini akan aku akhiri manakala aku telah menemukan pasangan hidupku, baik melalui Project ini maupun tidak.