Free Web Hosting with Website Builder

Jumat, 11 Juli 2008

8-7-8 : Ninis , My Girlfriend

Aku jarang menulis blog bulan Juli ini. Mungkin karena kesibukanku mengurus thesi sehingga program HIT -ku agak tebengkalai. Tetapi ada suatu hal menarik terjadi pada diriku awal bulan ini. Aku jadian.

SAY WHAT ?!!

Yeah!! Aku jadian dengan Renissa, 'adik' perempuanku. Entah apa yang merasuki pikiranku atau ini memang suratan takdir hingga akhirnya aku jadian dengan Ninis. Kami memang dekat, semenjak dia menjadi les privatku . Sampai akhirnya Ninis berhasil naik ke kelas dua dan masuk IPA. Dari semenjak itu aku jadi dekat dengan Ninis, atau lebih tepatnya: Ninis dan ibunya, Ibu Ajeng. Keduanya baik dan simpatik padaku. Dari kedekatan itu akhirnya tumbuhlah suatu rasa sayang dalam diriku.

Dari situ kami sering jalan bareng, Ibu Ninis masih terlihat cantik sekalipun sudah memiliki 3 orang anak. Dia seorang yang baik hati, penyayang dan penyabar, dansekalipun masalah yang sedang menimpa rumah tangganya. Dan satu lagi, dia jago sekali memasak.. Aku akui, masakannya kelewat enak, sehingga entah kenapa aku tergerak untuk bisa memasak seperti dia.. Jadilah akhir-akhir pekanku kuhabiskan untuk ' kursus memasak ' di rumah Ninis. Yah.. asas manfaat He3x.

Maka dari situ kami sering jalan bareng. Ketika Ninis 'syukuran' karena masuk IPA, aku ditraktirnya makan siang di sebuah cafe di Lembang, tempat aku dan Suzie dulu janjian. Aku betul-betul dimanjakan. Seminggu kemudian, aku giliran mengajak Ninis ke nikahan Bennie, sahabatku. Sehabis dari sana, Ninis kuajak ke rumah dan kukenalkan kepada Papah Mamah, ingin tahu bagaimana reaksi mereka melihat aku 'membawa' cewek yang lebih muda sepuluh tahun dariku.

Beruntung (untuk Ninis), Mamah memperlakukan dia dengan baik.. heran juga.. biasanya orang tuaku selalu comment jika aku mengajak wanita yang 'kurang sepadan' denganku. Tapi kali ini tidak... Terus terang, aku mulai merasa bahwa Ninis adalah wanita yang terlahir dengan hoki yang gede.

Sehari setelah itu, tanggal 8 Juli 2008, Ninis meng-smsku. Dia menceritakan bahwa dia bertemu dengan kakak kelasnya, yang mati-matian mengejar-ngejar dia. Ninis bercerita bahwa si kakak kelas itu menembak dia. Ninis meminta pendapatku:
INBOX- NINIS [ ywdh ade crita iia. kmrn th ade khn dftr ke go . trs ktemu kk klz ade dlu d smp5 , dia ngnter ade ce.y les. udh gt ade dknalin ma ibu.y. dia th baik , prhatian bgt ma ade , udh gt td nmbak , rmants bgt . kt kk gmn ? ]
AKU-REPLY [ Terserah Adek, kalo kakak sih pilihannya jelas: punya istri seorang dokter yg cantik dan baik, kakak bisa aja nunggu sampai beberapa tahun, sampai calon istri kakak masuk ke kedokteran. He3x! ] - SENT
INBOX- NINIS [ka. mksud.y gmn ? ade gx ngrti ]
AKU-REPLY [ Kakak juga mau jg sama Adek.. Tp Adek masuk kedokteran dl ya, dah gitu langsung nikah aja sm kakak, kalo emang jodoh.. He3x. Tp kalo Adek milih co itu ya gpp. Kakak dah diajarin Kang Dicky untuk nggak berharap sama manusia dan hidup buat hari ini..] - SENT
INBOX-NINIS [ kaka crita.y ini nembak ? hheu .ade jg emg pngn jd dktr pngn nrusin cita" ade wkt kcil , tp ade jg pngn jd istri pngusaha skses yg bsa bhagiain ade dnia akhrt .
AKU-REPLY [ Ya, kakak nembak Adek!.. Jangan kuatir, kakak akan jadi seorang pengusaha yg bisa bw berkah buat banyak orang, termasuk Adek.. Insya Allah. ] - SENT
INBOX-NINIS [ aminn . :) iia, ade jg akn nlak smw yg nmbak ade kcuali kaka . jd skrg kaka pcar.y ade ? ]
AKU-REPLY [ Adek mau? ] - SENT
INBOX-NINIS [ iia , :) kaka main" ato srius ? ]
AKU-REPLY [ Serius. Tp konsekuensinya, Adek mesti belajar rajin buat masuk kedokteran. Bagaimanapun kakak pgn istri kakak seorang dokter. Adek siap? ] - SENT
INBOX-NINIS [ iia insyaallah, ade siap . ade bkl smngt bljr . sama doain jg iia ma kaka . kaka cpet smbuh iia . moga thesis.y cpet slese , ka , ade jg emg suka ma kaka . :) ]

Dan jadilah pada hari itu Selasa, 8-7-8. 8 Juli 2008, aku berpacaran dengan seorang gadis SMU kelas 2 yang bercita-cita menjadi seorang dokter: Renissa. Kelak jika memang dia jodohku, maka dengan dialah aku mengakhiri petualangan kisah cintaku yang kutulis dalam project casanova ini.. Kalau memang begitu, Ninis lah wanita yang pada akhirnya bersamaku menutup proyek ini pada akhirnya.

Ninis, adikku yang manis kini telah menjadi cewekku, Ninis yang manis semanis icon favoritnya, Hello Kitty.



Yang menjadi pertimbanganku sekarang adalah bagaimana dengan proyek ini apakah selesai? Tentu tiddak! Secara aku belum menikah... belum mendapatkan seorang dokter atau calon dokter perempuan yang menjadi pasangan hidupku. Jadi secara teoritis, sebenarnya aku masih boleh saja melakukan HIT-HIT kepada cewek kedokteran lain, mengajak jalan cewek-cewek lain.. Sekalipun itu hanyalah untuk memuaskan nafsuku semata, yah.. namanya juga casanova, selalu senang dikelilingi wanita cantik.

Tapi soal jadian ini adalah pertimbangan lain, aku tidak main-main. Pertama, karena aku lihat Ninis bercita-cita sebagai dokter , itu yang utama (yaahh disampaing sarat pokok lain: cantik, baik, seagama dan bla..bla..bla.. ).

Yang kedua, Ninis adalah wanita yang sedang 'berkembang' sehingga dia masih besar kemungkinannya untuk aku bentuk. Aku tahu sebagian besar orang mungkin akan mengira aku bodoh atau bagaimana, karena aku memacari gadis yang baru berusia 15 tahun sedangkan usia aku sendiri sekarang 25! Biarlah, boleh saja mereka berangggapan begitu. Tetapi mereka tidak tahu suatu hal yang penting: bahwa aku adalah orang yang memiliki paradigma yang lain dari orang kebanyakan. Saat ini orang selalu mencari pacar yang seusia, supaya bisa dimengerti, supaya bisa sejalan. Memang, betul juga tetapi sedikit sekali orang yang menyadari bahwa yang namanya pernikahan itu adalah untuk waktu yang abadi, normalnya sampai maut memisahkan. Saat ini sudah banyak terjadi keretakan rumah tangga akibat faktor orang ketiga.. salah satunya mungkin keluarga Ninis sendiri.

Sering sekali sekarang terdengar, seorang pria ketika sudah berusia kepala empat atau lima, yang banyak orang diistilahkan masa 'puber kedua' ,banyak sekali yang terjatuh dalam kehidupan rumah tangganya, akibat tidak bisa menahan godaan dengan wanita lain yang jauh lebih muda dan 'tentu' lebih cantik dari istrinya, dan karena pada usia segitu biasanya adalah usia puncak kesuksesan seorang pria, maka tentu saja si pria tersebut tidak kesulitan untuk mendapatkan wanita yang dia inginkan karena dukungan sumber daya yang dimiliki pria tersebut. Demikianlah, dengan harta dan tahta, mendapatkan wanita.

Sudah sering terdengar.

Tetapi aku dengan Ninis. Aku lebih tua 10 tahun dari dia. Apabila memang nanti aku menikah dan aku berusia 40-an itu artinya dia baru berusia 30-an, usia yang masih cantik-cantiknya bagi seorang wanita. Dan lagi pula dari selang pernikahan yang mungkin aku menikah muda dengan dia, maka aku memiliki banyak kesempatan untuk mendidik Ninis dan mengarahkannya demi kebahagiaan hidup berumah tangga, dan mendidiknya ke jalur yang diridhoi Allah dan Rasul-Nya, serta membawa kebahagiaan dunia dan akhirat.

Karena aku bisa menganalisa Ninis, dan aku lihat sesuatu, bahwa... gadis ini memiliki kecantikan yang diidam-idamkan oleh banyak orang, bahkan ketika dia masih kecil. Aku bisa melihat bahwa meskipun Ninis begitu cantik dan memiliki kepribadian yang bisa menjadi magnet untuk banyak orang, tetapi aku melihat saat ini kecantikannya
Tapi masalahnya, itu belum sempurna.., kecantikannya belum matang.

Akan tiba saatnya dalam empat atau lima tahun ke depan, Ninis akan matang. Saat itu kecantikannya akan betul-betul sempurna. Dan memang sebagai orang yang beriman kita tentu akan menyadari bahwa apapun kelebihan kita adalah ujian, termasuk kecantikan. Kecantikan Ninis di masa depan akan menjadi pedang bermata dua. kalau dia tidak bijak menggunakannya, itu akan melukai dia sendiri.

Ninis gadis yang cantik, aku harus mengakui itu, sekalipun (heh! Anehnya, aku mulanya biasa saja!) . Tetapi Ninis memang telah menjadi kembang di sekolah, menjadi magnet untuk banyak cowok, dan bahkan korban pelecehan cowok-cowok iseng di lingkungannya. Ninis sering bercerita padaku, bagaimana dia diperebutkan oleh cowok-cowok yang mengejar dia, bagaimana dia ditelepon atau di-sms oleh fans gelap yang mencoba memflirt-nya, bagaimana dia dilecehkan oleh laki-laki pengecut yang lebih tua darinya, bagaimana dia dimusuhi oleh beberapa teman cewek gara-gara merasa kecengan-nya 'beralih ke Ninis.

Pada mulanya aku hanya menanggapi ceritanya itu dengan bercanda, karena aku hanya menganggap itu bualan narsis Ninis. Tetapi setelah kudengar dari orang lain selain Ninis: Ibu Ajeng, Aan di HI, Teh Risti, dan teman-teman Ninis sendiri, maka aku mulai menyadari bahwa Ninis sama sekali tidak berbohong. Dan aku pun segera menyadari betapa berharga dan berbahayanya aku memiliki Ninis.

Kini aku sadar menjadi cowok Ninis sebenarnya aku memiliki dua eh, tiga posisi sekaligus: menjadi cowoknya, menjadi kakak yang bisa mengawasi dan mendidiknya, dan menjadi pelatih bela dirinya, agar dia bisa membela diri pada saat yang memang dia harus membela diri.

Betapa berharganya Ninis tentu dirasakan sendiri oleh ibunya.Ketika Ibu Ajeng, bertanya kepadaku soal jadian itu... Dia bertanya apakah aku hanya bermaksud main-main, aku menjawab: Tidak! Untuk apa aku mempermainkan Ninis ? Dia masih SMU, dan saya bermaksud jadian karena Ninis memang akan menjadi seorang dokter.

Dan ketika Ibu Ajeng bertanya bagaimana dengan sisa-sisa cintaku yang lain, termasuk dengan dokter Meli, aku menjawab : Aku hidup untuk hari ini. Dr. Kuakui, aku masih punya rasa sayang ke dokter Ratna (Meli), tetapi rasa sayang itu aku kontrol, dan saat ini Meli sudah jadian dengan cowok lain, sekalipun belum menikah tetapi aku tidak mau menyandarkan harapanku pada dia.. Karena memang, aku hidup untuk hari ini dan aku dilatih untuk tidak menaruh harapan pada yang lain selain Allah dan diriku sendiri.

Lalu Ibu Ajeng bertanya apakah aku jadian dengan Ninis untuk sekadar pelampiasan, aku jawab : TIDAK ! Karena aku bukan orang yang suka mencari kambing hitam. Kalau aku jadian dengan seorang wanita itu pasti ada suatu alasan yang kuat. Memang bagaimanapun aku berkata: Bahwa AKU TAKKAN PERNAH BISA MENJAMIN APAKAH AKU AKAN MENJADI SUAMI NINIS KELAK, bukankah jodoh itu rahasia Allah ?Tapi di luar itu semua, aku tahu bahwa Ibu Ajeng percaya pada diriku, bahwa aku memacari Ninis bukan untuk main-main, karena aku punya dua alasan di atas.. Yah, tinggal gimana tanggapan orang tuaku saja tentang hal ini.

Perjalanan masih panjang kalau memang aku harus menunggu Ninis untuk diterima di kedokteran, tetapi bukankah aku hidup untuk hari ini? Mungkin Ninis masih lama untuk kuliah di kedokteran, tetapi banyak sekali hal positif lain yang bisa terjadi dan bisa kami pelajari selama itu. Aku bisa berlatih memasak mulai dari sekarang, aku bisa mengumpulkan rizki dan harta mulai dari sekarang untuk menghidupi Ninis kelak, dan kami bisa MELATIH ILMU HI dan TENAGA DALAM KAMI mulai dari sekarang.. Nah, untuk yang semua itu misalnya, kenapa harus menunggu..?

Cuma masalahnya.. ada satu hal yang belum kukatakan pada mereka : bahwa aku seorang casanova. Memang pada saatnya kelak aku akan bersandar pada satu hati.. Tetapi selama aku belum menikah, aku adalah seorang pria yang casanova, bukan dalam arti kata aku playboy. Tetapi aku memang lelaki yang suka dikelilingi wanita. Aku suka mengobrol, telepon-teleponan, dan jalan dengan wanita mana saja yang aku anggap cantik dan dia nyaman kuajak jalan: Eva, Ratna, Nat-nat, dan Ninis sendiri. Jadi karena itulah agar fair, maka alamat blog ini pun pada akhirnya kuberikan kepada Ninis pada tanggal 13 Juli 2008.

Aku adalah seorang Casanova, Sekalipun hati aku hanya untuk Ninis.

Dan Oh ya btw, ini adalah lagu jadian Kami: Afgan - Terima Kasih Cinta.