Free Web Hosting with Website Builder

Minggu, 18 Mei 2008

Demo Kang Dicky - Antara Khayalan dan Kenyataan, Kekuatan dan Tanggung Jawab

Hari Minggu, 18 Mei 2008, 9423 hari aku hidup di dunia.. bisa jadi hari seperti hari Minggu lainnya, hari terMALS sedunia bagi diriku (lihat, sangking malesnya aku lupa menulis huruf 'A' ).

Tapi tidak dengan Minggu ini, semenjak aku mulai menghitung umurku dengan hari, maka aku jadi bersemangat untuk menjalani hidup untuk hari ini, saat ini dan detik ini. Aku berhasil menyelesaikan cicilan thesisku, menyetor latihan tenaga dalam 212 (2 jam 12 menit sehari), dan yang paling utama: ikut Latgab (latihan gabungan) HI di UPI pada Minggu sore.

Bersyukur sekali pada Allah hari ini yang telah memberiku kesempatan untuk mengikuti latihan gabungan HI, kali ini peserta latgab lumayan banyak, para seragam biru-biru muda HI sudah mengerumuni lapangan bola UPI mulai jam 15.00, tema latihan hari ini betul betul berharga, dipimpin langsung oleh Kang Dicky Zainal Arifin, guru utama HI, kami disuruh melatih tenaga dalam untuk mengeringkan kertas koran yang telah dibasahi dengan beberapa tetes air dari botol Aqua. Pertama kertas koran sepermpat lembar dilipat lalu dibasahi dengan air, sesudah itu telapak tangan kami ditempelkan ke koran yang dibasahi, tenaga dalam diperintahkan untuk disalurkan ke kertas, dan dilihat, seberapa cepat kertas itu kering.

Lumayan menantang pikirku, saatnya menguji apakah latihan 212 ku selama ini berhasil. Kenyataannya betul, aku mengeringkan kertas itu lebih cepat dari yang lain, ketika kertas orang lain masih basah, aku sudah meminta pelatih lagi untuk membasahi kertas ku, berulang-ulang dan seterusnya.

Tetapi sayang aku keburu senang, ketika dibasahi untuk ketiga kalinya, kertas itu makin lama keringnya, jika pembasahan pertama keringnya lima menit, maka pembasahan kedua tujuh menit, pembasahan ketiga memerlukan waktu hampir sepuluh menit. Rupananya aku mengerti, TD (tenaga dalam) ku memang cukup pada awal-awal tapi tidak (atau belum) kuat untuk bertahan lama. Sedangkan Akang (Kang Dicky,red) memerintahkan agar kami mengulangi terus menerus. Basahi, salurkan lalu keringkan, basahi lagi, salurkan dan keringkan lagi, dan seterusnya. Lama-lama bosan juga melakukan tindakan monoton seperti itu. Tapi itulah inti dari latihan.Seberapa lama kamu bisa bertahan dan memotivasi diri melawan kebosanan.

Tetapi lalu tiba peristiwa menakjubkan, di sela-sela kebosananku (dan anak-anak lain), Kang Dicky mengambil kertas koran yang sama, melipat lalu membasahi koran itu, lebih basah dari kami, kami hanya beberapa tetes sedangkan kertas Kang Dicky sampai basah kuyup. Setelah itu Kang Dicky menaruh koran basah itu di tanah, mendekatkan tangan kanannya ke koran basan tersebut, dan tiba-tiba..

ASTAGA!!... KORAN BASAH ITU MENGEPUL! AIR YANG MEMBASAHI KORAN TIBA-TIBA BERUBAH MENJADI UAP dan ASAPNYA BERWARNA PUTIH SAMPAI KELIHATAN SEPERTI CEROBONG ASAP!

Anak-anak takjub meihat itu, termasuk aku.. sekalipun aku sudah pernah melihat demo seperti ini di rumah Kang Dicky, di depannya sendiri, tetapi tetap saja melongo melihat pemandangan seperti ini.Sewaktu itu tangannya masih memegang kertas, tapi kali ini dia bahkan tidak menyentuhnya.

"Air adalah H2O !" kata Kang Dicky. " Dua atom Hidrogen, dan Satu atom Oksigen. kalau kita menyalurkannya secara benar, maka air itu dapat terbakar. Apabila orang terkena pukulan seperti ini (sambil menunjukkan telapak tangannya), maka orang itu akan terbakar. Sebab tubuh manusia 70% terdiri dari air. Dan tubuh manusia itu lengkap, ada air, sel, mitokondria dan segala macam, sehingga jika air itu (dalam tubuh) sudah terbakar maka akan terjadi reaksi berantai dan self combustion." kata Kang Dicky.

Anak-anak masih takjub dan Kang Dicky melanjutkan, "Jadi benar, bahwa air itu bisa menjadi bahan bakar!" lagi-lagi pernyataan yang menggebrak hukum sains klasik. Dia lalu mengambil koran yang sudah kering itu membentangkannya lagi dan terlihatlah bahwa kertas koran itu sudah bolong-bolong terbakar, seolah-olah baru disundut dengan rokok.

Dalam hati aku bergunam, kapan ya aku bisa seperti dia?

"Kuncinya adalah latihan." seru Kang Dicky seolah-olah membaca pikiranku. "Ini membutuhkan setidaknya 5% kekuatan tenaga dalam (maksudnya dari 2.5 % kekuatan manusia biasa yang tidak melatih tenaga dalam, red). "Jadi kita harus sering berlatih, latihan, dan latihan!"

Latihan, yah benar...harus seberapa sering aku?

"Jika Anda sudah memiliki kemampuan seperti ini, maka Anda akan mampu melakukan apa saja..."

Melakukan apa saja? Hmm... Boleh juga, selama ini aku belum berhasil dalam masalah pekerjaan, masalah CINTA, dan...

"Tapi Ingat!"

What?

"Semakin besar kekuatan yang Anda miliki, tanggung jawab Anda akan semakin besar ! Semakin BESAR kemampuan Anda, Anda justru harus semakin banyak bersabar! "

Here we go again, "Great POWER comes GREAT Responsibility!" - Spiderman 2

"Semakin besar kemampuan Anda, semakin berat pertanggung jawabannya sama Allah di akhirat. Karena itu hati-hatilah dalam menggunakan kekuatan itu, sebab ini adalah ujian. Jadi semakin BESAR kemampuan Anda , Anda justru harus semakin bersabar.

Rasullulah juga begitu kok, beliau bersabar pada orang yang melempari beliau kotoran setiap hari, padahal kalau Rasullullah mau apa susahnya membunuh orang itu? Bulan saja bisa dibelahnya.

Jadi Anda harus banyak bersabar dan jangan Anda memanjakan diri Anda! Kalau diri Anda dimanjakan, Anda akan terbiasa enak, lama-lama tanpa sadar Anda kolaps!"

Aku terdiam..Lagi-lagi aku mendapat ujian untuk mengontrol ego. Yah memang, jika aku menuruti ego, aku memanjakan diriku. Aku memang bisa berbuat apa saja yang kumau, aku bisa mendapatkan apa saja, aku bisa mendapat dan meniduri cewek mana apapun, aku bisa bak bik buk cowok Meli. Tapi untuk apa ? Cuma untuk memuaskan nafsuku..Sekali lagi, itu adalah ego. Untungnya aku sudah membuktikan pada diriku, di depan dia dan cowoknya, bahwa aku bisa mengontrol ego ku sendiri.

Sesudah show bakar-bakaran kertas itu, latihan dilanjutkan sebentar. Sesudah itu Kang Dicky melanjutkan omongannya,
"Akang memang jarang sekali demo di depan Anda. Jadi Akang tadi minta maaf sampai harus demo di depan Anda... Akang 'takut' sama riya. Dan Akang tidak mau sampai ada yang berpikiran, 'Ah, itu mah Kang Dicky aja yang bisa!' Nggak, Anda juga bisa kalau latihan..."

Dia sampai meminta maaf hanya karena demo? Omongannya benar-benar di luar pikiranku, padahal seandainya saja aku punya kekuatan seperti dia pasti sudah unjuk sana-sini dan..

"Akang memang jarang demo, sampai ada yang orang yang mengatakan: 'Ah, Kang Dicky mah ngomongnya doang gede!' BIARIN! Akang lebih baik digitukan, Akang lebih baik dilecehkan daripada didewakan. Kalau Akang didewakan Akang berat di akhirat, tapi kalau Akang dilecehkan itu point buat Akang nanti..." lanjut Kang Dicky.


Kang Dicky guru utama, tetapi dia memerintahkan kami untuk mengontol ego, dan ini bukan hanya dia katakan tetapi juga dia contohkan dengan perbuatan. Kalau begitu kenapa aku yang kekuatannya belum ada seujung kukunya masih juga berpikir untuk ini itu?
Seandainya Kang Dicky mau, dia pasti bukan Kang Dicky sekarang. Bukankah dengan kemampuannya dia mampu untuk berbuat apa pun? Tapi kang Dicky tetaplah Kang Dicky yang kukenal, hidupnya sederhana, biasa saja. Dia tetap rendah hati, mengganggap segala yang dia miliki, istri, anak, harta, bahkan kekuatannya sebagai ujian.

That's my master..Dia manusia biasa, aku tahu dia juga punya kekurangan... Tetapi pelajaran menarik yang kudapat dari dia, adalah soal mengontrol ego dan jangan memanjakan diri kita. Dia mampu berbuat apa pun, mendapatkan apa pun, tetapi dia tidak mau melakukannya karena tidak mau diperbudak nafsu. Nah aku, kenapa aku masih memiliki keinginan ini itu.. banyaaak sekali, padahal seperti kata Rolling Stone " You can't always get what you want...you can't always get what you want.. But if you search and try, you might get what you need !"


Tidak ada komentar: